Minggu, 30 Oktober 2011

Materi PAK Kelas VII semester 1

BAB I
MANUSIA SEBAGAI GAMBAR DAN RUPA ALLAH

Bahan Alkitab: Kejadian 1:26-30; 2:7; 3:14-19; Maz. 8

1.      Arti gambar dan rupa Allah
Dalam bahasa Ibrani sebagai bahasa asli PL, kata “gambar” adalah tselem yang berarti gambar, patung, model yang asli. Sedangkan “rupa” disebut dengan istilah demuth yang berarti salinan, tembusan yang asli. Dalam bahasa Yunani yang merupakan bahasa asli PB, “gambar” disebut dengan istilah eikoon yang berarti bentuk yang asli atau perwujudan yang dilukiskan, yang tampak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , “gambar” berarti tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dll.) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas, lukisan. “Gambaran” adalah hasil menggambar, bayangan, uraian, keterangan, penjelasan. “Rupa” diartikan sebagai keadaan yang tampak diluar, tampang muka, wujud atau apa yang tampak (kelihatan), bentuk.
2.      Manusia adalah mahkota ciptaan Allah
Manusia diciptakan pada hari keenam. Manusia diciptakan dengan cara yang berbeda dengan ciptaan lain, dimana dalam menciptakan alam Allah hanya berfirman dan jadilah seperti yang difirmankanNya. Sebaliknya, manusia diciptakan Allah dengan menggunakan debu tanah dan kemudian diberi nafas. Hal ini yang membuat manusia berbeda dengan ciptaan lainnya, dan sekaligus menempatkan manusia sebagai “mahkota ciptaan Allah”. Kalau ciptaan lainnya dinilai Allah sebagai yang baik (Kej. 1:10), maka manusia dinilai sebagai yang “amat baik” (Kej. 1:31).
3.      Makna manusia sebagai gambar dan rupa Allah
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti:
  1. Manusia memiliki citra atau sifat-sifat Allah seperti: mengasihi, sabar, memiliki kehendak, pikiran, keinginan, pengetahuan, kebenaran, perasaan. Allah memiliki sifat mencipta dan memelihara ciptaanNya. Tetapi Allah juga dapat menghukum ciptaanNya bila melakukan pelanggaran (Kej. 3:14-19). Kedua sisi ini hendaknya dipahami dengan benar bahwa kecenderungan Allah dalam mencipta, memelihara dan mengasihi ciptaanNya lebih besar daripada keinginanNya untuk menghukum yang bersalah.
b.      Manusia diberi tanggung jawab untuk mengolah bumi, berkuasa dan memelihara ciptaan Allah yang lain. Tanggung jawab ini hanya diberikan kepada manusia bukan kepada ciptaan lainnya. “Berkuasa” di sini tidak boleh diartikan, bahwa manusia dapat menggunakan kuasanya dengan bebas. Sebaliknya, ini berarti manusia mendapat tugas untuk mengatur seluruh alam dan kehidupan di muka bumi ini.
  1. Manusia tidak bisa terlepas dari keterkaitannya sebagai milik Allah. Manusia dituntut untuk hidup sesuai dengan kehendakNya dan ini hendaknya tercermin baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan dan alam semesta ini. Manusia tidak bisa hidup untuk dirinya sendiri (manusia = makhluk sosial), karena semua kebutuhannya dipenuhi oleh keberadaan ciptaan Allah lainnya, mulai dari udara, air, tumbuhan, binatang, bahkan manusia lainnya.
Dalam keterkaitannya dengan Allah, manusia mempunyai hubungan yang khusus dengan Allah, yaitu manusia adalah makhluk yang dapat bergaul dengan Allah dan hal ini tidak ada pada ciptaan yang lain. Hal ini sangat istimewa, melalui hubungan khusus ini manusia dapat mengetaui dengan baik, apa yang dikehendaki Allah darinya secara pribadi.
4.      Tanggung jawab manusia sebagai gambar dan rupa Allah
Gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia hendaknya terwujud dalam hidup manusia melalui ketaatannya dalam melakukan kehendak Allah. Menurut Kej. 1:28; 2:7, manusia diberi tanggung jawab untuk mengolah dan memelihara seluruh ciptaan Allah. Tanggung jawab disini berarti melakukan perbuatan-perbuatan yang bukan hanya menguntungkan dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan dan berkat bagi sesama dan lingkungannya.misalnya: menolong orang yang mengalami musibah. Akhirnya hal ini menjadi bukti dan teladan bagi sesamanya, sehingga gambar dan rupa Allah yang ada padanya menjadi nyata dan dirasakan oleh setiap orang melalui cara berpikir, bertutur kata dan berbuat, yang tujuan akhirnya adalah memuliakan Allah.

  • Evaluasi
1.      Sebutkan apa saja yang kamu ketahui mengenai manusia sebagai gambar dan rupa Allah!
2.      Apakah kamu setuju manusia disebut sebagai mahkota ciptaan Allah? Mengapa?

BAB II
MANUSIA DIBERI MANDAT UNTUK BERKARYA

Bahan Alkitab: Kejadia 1:28-30

Mandat adalah perintah yang diberikan oleh seseorang/lembaga kepada orang/lembaga lain untuk dilaksanakan.

1.      Manusia adalah mandataris Allah
Kata “mandataris” berarti orang yang menerima (diserahi, menjalankan) mandat. Jadi, manusia sebagai penerima mandat dari Allah berarti manusia diberi kuasa atau kewenangan oleh Allah untuk menjalankan perintah-perintahNya (berkarya sesuai dengan kehendak Tuhan). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan mandat Allah tersebut:
  1. Manusia diberi tugas untuk mengelola bumi sebagai pelaksana mandat Allah.
  2. Manusia harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, bukan sebagai beban.
  3. Manusia menyatakan anugerah yang telah diterimanya kepada ciptaan lain.

2.      Allah melengkapi manusia dengan akal budi untuk melaksanakan mandatNya
Pada kenyataannya, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk dilaksanakan di dunia ini. Ini berarti bahwa, manusia sebagai wakil Allah dalam dunia ini harus menyadari dan melaksanakannya. Mandat tersebut hanya bisa dilaksanakan karena Tuhan melengkapi manusia dengan potensi rasional dan memampukan manusia untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan perintah Tuhan. Inilah salah satu keunikan manusia jika dibandingkan dengan ciptaan lain.

3.      Mandat sebagai anugerah Allah
Mandat yang diberikan Allah kepada manusia bukan beban, melainkan anugerah/karunia. Inilah yang harus disadari manusia. Dunia dan makhluk-makhluk lainnya diserahkan kepada manusia supaya dikuasai, ditaklukkan, dan dimanfaatkan oleh manusia (Kejadian 1:28-30). Dengan demikian, manusia adalah wakil Allah di dunia ini. Manusia menjadi pengurus dan pekerja di dalam dunia ini. Tuhan membutuhkan manusia untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaanNya (Kejadian 2:6). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mandat yang diberikan kepada manusia merupakan anugerah.

Evaluasi:
  • Apakah yang dimaksud dengan mandat?
  • Sebutkan lima contoh tindakan yang menunjukkan bahwa manusia telah melaksanakan mandat Allah!
  • Sebagai pelajar, apakah kamu juga menerima mandat dari Allah? Apakah mandat tersebut?











BAB III
KEBESARAN ALLAH

Bahan Alkitab: Pengk. 3:11; Maz. 40, 78, dan 104

“Kebesaran” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sifat (keadaan besar); kehormatan; keluhuran; kemegahan; kemuliaan; kejayaan; keagungan; tanda-tanda yang menyatakan ketinggian martabat atau pangkat. Dengan demikian “kebesaran Allah” adalah ungkapan yang menjelaskan kemuliaan, keagungan, kehormatan dsb untuk menggambarkan keadaan Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan kebesaran manusia atau sesuatu yang besar didunia ini. Berikut adalah tanda-tanda kebesaran Allah:

4.      Allah Sang Pencipta
Kemahakuasaan Allah jelas dari karya ciptaanNya. Bukan saja dari yang tiada menjadi ada, melainkan juga dalam keteraturan dan kebesaran ciptaanNya. Setiap orang dapat belajar mengenai kebesaran Allah melalui alam dan pengalamannya.

5.      Allah Sang Sumber Kehidupan
Setelah Allah menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak tinggal diam, melainkan terus bekerja, berkarya dan memelihara kelangsungan hidup ciptaanNya, karena kehidupan seluruh ciptaan, khususnya manusia bergantung sepenuhnya kepada Allah. Ini berarti bahwa Allah berdaulat atas kehidupan dan tujuan hidup kita. Bukti nyata pemeliharaan Allah adalah manusia diberi kelebihan/talenta berupa tenaga, kepandaian, dan akal budi serta menyediakan alam semesta sebagai bahan dasar yang harus diolah untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.

6.      Allah Sang Penyayang dan Pengasih
Tidak ada manusia berdosa yang pernah melihat wajah Allah (Kej. 33:10). Namun, Allah menyatakan kasih melalui perbuatanNya yang penuh kemurahan kepada manusia. Penyataan dan perwujudan sifat Allah yang Penyayang dan Pengasih telah diwujudnyatakan dalam perjalanan dunia ini. Misalnya, pembebasan bagsa Israel dari tanah Mesir dan keselamatan keluarga Nuh dari air bah. Kedua peristiwa tersebut merupakan bagian dari kebesaran dan kasih sayang Tuhan yang telah dinyatakan.

7.      Allah Sang Pelindung
Dalam perjalanan hidupnya, manusia tidak pernah lepas dari perlindungan Allah. Pemazmur memandang Allah sebagai tempat perlindungan bagi hidupnya. Pada Allah  ada kekuatan, penghiburan, serta uluran kasih Allah yang dinyatakan kepada manusia. Inilah bukti bahwa Allah merupakan sumber perlindungan kita yang sejati.

8.      Allah Sang Pengampun
Anugerah Allah terus nyata dalam keberlangsungan dunia ini, walaupun dunia telah dilumuri oleh dosa manusia. Allah menghadirkan pendamai antara Allah dan manusia melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan diriNya dengan manusia. Ia mengorbankan AnakNya yang tunggal demi keselamatan dan pengampunan bagi dosa manusia. Hal ini merupakan anugerah terbesar yang telah diberikan Allah bagi manusia dan dunia ini.

Evaluasi:
  1. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apa yang kamu pahami tentang kebesaran Allah!
  2. Tuliskan dua contoh kebesaran Allah yang kamu alami dalam hidup sehari-hari!
  3. Jelaskan mengapa kebesaran Allah tidak dapat disejajarkan dengan kebesaran manusia!
  4. Tuliskan contoh sikap yang diwujudkan oleh  orang yang tidak mengakui kebesaran Allah!







BAB IV
KETERBATASAN MANUSIA

Bahan Alkitab: Tawarikh 15:7

Keterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia tetap memiliki keterbatasan.


a.       Memahami keterbatasan manusia
Ketika Allah menciptakan dunia beserta isinya, manusia diciptakan secara sempurna oleh Tuhan sebagai makhluk yang mulia. Manusia dilengkapi dengan akal budi dan pikiran yang sempurna. Namun, dalam perjalanan hidup selanjutnya, manusia tidak mampu menjalani perintah yang telah diberikan oleh Tuhan, akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa. Dosa tidak hanya menjadi pelanggaran terhadap perintah Tuhan, tetapi juga merupakan sikap pemberontakan manusia terhadap otoritas Allah. Sebagai penerima mandat Allah, manusia tidak mampu menjalankan seluruh perintah Allah, sehingga tetap berada dalam keterbatasannya.

b.      Menyadari bahwa setiap orang memiliki keterbatasan
Pemahaman akan keterbatasan manusia membawa manusia pada sebuah kesadaran bahwa ia terbatas. Tanpa adanya kesadaran tersebut, manusia tidak akan menyadari dirinya yang sesungguhnya. Manusia harus berada pada sebuah pemikiran bahwa ia hanyalah manusia terbatas yang memiliki kelemahan dan kekurangan. Kelemahan dan kekurangan yang dimiliki bukanlah sebuah halangan ataupun alas an bagi manusia untuk berkarya dalam dunia ini.
Allah masih memiliki rencana indah bagi setiap manusia, meskipun kita memiliki keterbatasan. Manusia mempunyai potensi untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, sesame, dan ciptaanNya. Alkitab tidak mengakhiri kesaksianNya dan meninggalkan manusia dalam kegelapan dan tidak berpengharapan. Alkitab menyaksikan bahwa ada perdamaian dengan Allah. Allah tetap mengasihi manusia, asalkan mau memperbaiki dan menyadari setiap keterbatasannya.


Evaluasi:
  1. Apakah yang dimaksud dengan keterbatasan manusia?
  2. Hal-hal apakah yang membuat manusia terbatas?
  3. Sebutkan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh manusia!
  4. Bagaimana caranya manusia menghadapi keterbatasan yang dimiliki?
  5. Bagaimana pendapatmu mengenai keterbatasan yang dimiliki oleh manusia maupun alat yang diciptakan oleh manusia?













BAB V
KEBESARAN ALLAH DAN KETERBATASAN MANUSIA

Bahan Alkitab: Keluaran 14:15-31

·         Kebesaran Allah adalah ungkapan yang menjelaskan kemuliaan, keagungan, kehormatan dsb untuk menggambarkan keadaan Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan kebesaran manusia atau sesuatu yang besar didunia ini.

·         Keterbatasan manusia adalah Keterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia.

Dalam keseluruhan isi Alkitab, Allah telah membuktikan segala karyaNya. Kebesaran Allah dapat kita lihat melalui:

c.       Penciptaan dunia yang sangat sempurna. Dengan menyaksikan keindahan alam yang sempurna, kita mengakui kekuasaan Allah yang begitu besar.

d.      Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupaNya. Manusia diciptakan dengan sangat mulia dan Allah menjadikan manusia sebagai kawan sekerjanya untuk mengolah alam ciptaanNya.

e.      Allah menyediakan pengampunan bagi manusia sejak jatuh ke dalam dosa hingga saat iniallah mengampuni manusia, meskipun ia telah jatuh ke dalam dosa. Karya Allah yang besar dan agung tidak sampai disini saja. Ketika manusia terus berbuat dosa dan dunia tidak mampu diselamatkan oleh siapapun, Allah menyediakan keselamatan melalui Yesus Kristus. Inilah kebesaran Allah yang sangat luar biasa. Mampukah kita menandinginya?

Keterbatasan berarti keadaan terbatas yang dimiliki oleh manusia. Dalam menghadapi keterbatasan yang dimiliki, manusia seharusnya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah bahwa Allah mampu memberi kekuatan kepada manusia untuk menghadapi keterbatasan yang dimiliki.

Evaluasi:

  1. Kebesaran Allah adalah ….
  2. Keterbatasan manusia adalah ….
  3. Kebesaran Allah dapat kita lihat melalui ….
  4. Apakah yang harus dilakukan manusia dalam menghadapi keterbatasannya?










BAB VI
PERISTIWA KELAHIRAN SEBAGAI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: Mazmur 22:9-10

Peristiwa kelahiran merupakan hal yang sangat sering kita dengar maupun saksikan. Kelahiran seorang anak merupakan kebahagiaan bagi keluarga. Bahkan sebagian besar keluarga mengadakan syukuran atas kelahiran seorang anak dalam keluarga mereka.
Ketika seseorang lahir, ia belum tahu apa-apa. Namun, apapun alasannya, ia dilahirkan kedunia agar mempunyai makna di hadapan Tuhan dan menikmati hidup sebagai anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepadanya. Setiap manusia diberikan kesempatan untuk menikmati berkat Tuhan, seperti menghirup udara, menikmati terang, menikmati air, dapat berkomunikasi dengan sesamanya dan sebagainya.
Kelahiran seorang bayi dan proses-proses terbentuknya janin dalam kandungan dapat dijelaskan secara biologis (manusia lahir karena pertemuan antara sel sperma dan sel telur). Namun, ada beberapa bagian dari peristiwa itu yang tidak dapat dijelaskan oleh akal budi manusia, seperti kutipan-kutipan di bawah ini:

Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya yang baru berusia 31 minggu mengatakan, “Ini sangat fantastik. Tangan yang sebelumnya menutupi wajah, tiba-tiba terbuka, dan kami bisa melihat tersenyum.” Sementara Kate Blackwell (29), yang hamil selama 27 minggu menambahkan, “Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami.” Meskipun demikian, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat yang berbeda. Ia masih tidak percaya kalau bayi dapat tersenyum di dalam Rahim ibunya (litbang, berbagai sumber).

Semua proses dari awal pembentukan janin sampai dengan kelahiran merupakan karya Allah dalam kehidupan manusia. Hanya Allah yang dapat menghembuskan nafas kehidupan dalam tubuh manusia. Dalam Alkitab, kita dapat menemukan betapa besar karya Allah yang mengadakan kehidupan manusia. Salah satu contoh adalah kehamilan Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis. Padahal, secara biologis, Elisabet tidak dapat mengandung karena mandul. Selain itu, Elisabet dan suaminya, Zakharia, sudah berusia lanjut. Hal itu menunjukkan pada kita bahwa tiada yang mustahil bagi Allah dan semua yang terjadi dalam kehidupan manusia berada dalam kekuasaan Allah.
Dalam sejarah kelahiran beberapa tokoh Alkitab seperti Musa, Samuel, Ishak dan Yesus, kita membaca bahwa dalam kelahiran setiap orang, Allah selalu punya maksud dan rencana, baik dalam kehidupan pribadinya maupun bagi orang lain (bacalah Luk. 1-2; 1 Sam. 1; Kel. 2:1-10). Pencatatan silsilah dalam Alkitab menunjukkan bahwa setiap generasi, setiap pribadi yang lahir selalu terhitung dan punya makna di mata Tuhan.
Ungkapan pemazmur dalam Maz. 139:13-16 biarlah menjadi ungkapan syukur kita semua sekaligus wujud pengakuan kita tentang keajaiban penciptaan manusia oleh Tuhan yang Mahakuasa.

Tugas:
Bacalah Maz. 139:13-16 dan catat ayat mana yang berkesan! Berilah penjelasan mengapa ayat tersebut berkesan untukmu!







BAB VII
KARYA ALLAH DALAM KESEMBUHAN PENYAKIT

Bahan Alkitab: Matius 9:12

Sepanjang hidupnya, setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Penyakit itu sangat berpengaruh terhadap manusia, tidak hanya secara fisik tetapi meluas sampai pada mental, bahkan kepribadiannya. Apabila kita telah mengetahui bahwa penyakit bias menyerang siapa saja, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan karena seorang yang sehat berarti dia dapat berfungsi sebagai manusia seutuhnya.
Jika kita memperhatikan seseorang yang sakit atau bahkan ketika kita sendiri yang sakit, kita akan menemukan keadaan seperti berikut:
a.    Seorang yang sakit bergantung pada orang lain, tidak lagi berdiri sendiri.
b.    Seorang yang sakit merasa takut, yang pada hakekatnya adalah takut akan kematian.
Takut akan kematian sering kali mengganggu pikiran orang yang sedang sakit. Ketakutan akan kematian merupakan suatu kenyataan bagi manusia, dan dengan adanya ketakutan itu manusia dapat lebih menghayati kegembiraan dan syukur bahwa Tuhan mau melepaskannya dari ketakutan itu.
c.    Orang sakit mempunyai banyak waktu luang, sehingga ia merenung dan bergumul.
Jika tidak sakit, mungkin kita tidak akan pernah merenungi dan menggumuli kehidupan kita dan mengakui campur tangan Tuhan di dalamnya. Roh Kudus sering menggunakan penderitaan untuk membawa mereka yang belum selamat kepada-Nya. Penderitaan bagi pengikut Kristus dapat diartikan sebagai peningkatan iman kita dan untuk membentuk karakter kita (Ibrani 12:11),

Setelah beberapa lama terbaring sakit, seseorang biasanya mengalami kesembuhan (bias terjadi karena bantuan obat-obatan, penanganan para medis dan orang-orang yang merawatnya). Namun, tidak ada satu manusia pun yang dapat menjawab dengan tepat mengapa terjadi kesembuhan. Hal ini menunjukkan betapa berkuasanya Allah dalam kehidupan kita. Dia dapat menggunakan apapun untuk menyatakan kuasa-Nya, baik melalui obat-obatan yang dipakai, tenaga medis dan perawatan orang-orang terdekat kita, seperti yang tertulis dalam Roma 8:28, yaitu:

“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Kesehatan berarti suatu keadaan di mana seseorang dapat berfungsi sebagai manusia seutuhnya. Penyakit yang diderita seseorang akan mempengaruhi fisik, mental, bahkan kepribadiannya. Namun, penyakit membuat kita tidak bias menolak kenyataan bahwa kita membutuhkan orang lain.

Soal-soal latihan:
1.    Apakah manfaat sakit bagi penderitanya?
2.    Apakah seseorang harus mengalami sakit terlebih dahulu agar bias bersyukur kepada Tuhan? Mengapa?
3.    Bagaimana kamu merasakan campur tangan Tuhan dalam kesembuhan dari sakit yang pernah kamu derita? Apakah yang kemudian kamu lakukan?




BAB VIII
KEMATIAN SEBAGAI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: II Korintus 1:10

Kematian adalah peristiwa yang terjadi pada setiap manusia, tanpa pandang bulu. Kematian membuat yang tinggi dan yang rendah berkedudukan sama. Kematian dapat terjadi kapan pun tanpa kita duga. Manusia cenderung menolak kenyataan tentang kematian.

Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga macam kematian dan perbedaannya jelas.
·  Pertama, kematian fisik atau keterpisahan jiwa dan tubuh. Kematian tubuh ini ditunjukkan dalam Ibrani 9:27, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja”.

·  Kedua, kematian rohani yang berarti terpisahnya jiwa dari Tuhan, dimana Paulus berkata kalau mereka (orang belum percaya) “mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Efesus 2:1), dan “jauh dari hidup persekutuan dengan Allah” (Efesus 4:18).

·  Ketiga, ada kematian kekal atau terpisah selamanya dari Tuhan. Semua yang memderita kematian kekal berada dalam keadaan sadar, tetapi “akan mejalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” (II Tes. 1:9). Mereka “akan mendapat bagian mereka didalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Wahyu 21:8).

Sebagai orang Kristen, seharusnya kita berserah diri secara total kepada kasih Allah. Penyerahan diri ini terjadi bukan karena kehidupan tidak berharga lagi, tetapi karena Allah dapat diandalkan. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, seharusnya kita tidak takut pada kematian. Mengapa? Karena Tuhan Yesus telah bangkit, sehingga ibarat benih, Ia bangkit dari kematian dan bertumbuh menjadi tunas yang menghidupkan. Oleh kebangkitan-Nya, kuasa kematian telah dikalahkan dan Ia memberi kepastian bagi manusia yang mati dalam iman kepada-Nya untuk beroleh hidup yang kekal. Ini berarti bahwa sebenarnya manusia tidak layak untuk dibangkitkan bersama Yesus Kristus karena dosa-dosanya. Namun, karena kasih karunia Allah, manusia dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan, yaitu dibangkitkan bersama Yesus Kristus dan mengalami kehidupan kekal di surga bersama-Nya. Sekali lagi, semua hanya karena kemurahan Allah bagi kita.
Kematian telah menjadi bagian dari kehidupan manusia dan hal itu tidak dapat dihindari. Kehidupan manusia di dunia ini ada batasnya, tetapi kehidupan setelah kematian bersifat kekal. Orang yang mati dalam  iman kepada Tuhan Yesus, kelak akan dibangkitkan bersama-Nya. Itulah anugerah Allah kepada kita dan sekaligus menjadi kekuatan bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, sehingga kita tidak perlu takut menghadapi kematian.

Soal-soal latihan:
1.    Jelaskan perbedaan antara kematian tubuh, kematian rohani dan kematian kekal!
2.    Mengapa kita tidak perlu takut menghadapi kematian?
3.    Bagaimana seharusnya orang Kristen menghadapi kematian?




BAB IX
DIRIKU SEBAGAI BAGIAN DARI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: Roma 6:6

Lihatlah dirimu saat ini! Kamu pasti menyadari bahwa banyak yang berubah. Kamu tidak lagi disebut balita, tetapi remaja. Ketika memasuki usia remaja, kamu akan mengalami perubahan-perubahan yang cukup mencolok dibandingkan masa kanak-kanak. Postur tubuh tidak sama lagi seperti anak-anak.
Di balik semuanya, pernahkan kamu berpikir bahwa Allah turut berkarya dalam kehidupanmu? Kamu lahir dengan selamat dan berada dalam keadaan baik sampai saat ini. Saat kamu sakit, Allah juga turut berkarya melalui kesembuhanmu. Saat kamu bersedih, Allah juga berkarya mengobati kesedihanmu dengan memberikan orangtua dan orang-orang yang kamu kasihi. Bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu ada oleh karena karya-karya Allah yang dinyatakan di dalam dirimu?
Sebagai seorang remaja, kamu mulai berhadapan dengan berbagai macam tantangan dari lingkunganmu. Ada berbagai pilihan disekitarmu. Pilihan tersebut ada yang baik dan ada pula yang akan menjerumuskanmu ke hal-hal yang tidak baik. Narkoba, minuman keras, seks bebas, dan perkelahian adalah contoh hal-hal tidak baik. Ketika kamu mencobanya, ada ganjaran yang akan kamu terima. Namun, ada pula hal-hal yang membuka kesempatan bagimu untuk berkreasi dan mengembangkan diri, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan mengikuti berbagai kursus. Mana yang menjadi pilihanmu?
Dalam 1 Korintus 3:16, dikatakan bahwa kita ini adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita. Seperti layaknya membersihkan, merawat, dan menjaga barang kesayangan kita, demikian pula kita melakukan hal yang sama terhadap diri kita. Mungkin kita memiliki kekurangan yang membuat kita merasa malu. Namun, bukankah Allah juga telah memberikan kelebihan-kelebihan dalam diri kita masing-masing? Semua yang ada dalam diri kita merupakan karya Allah yang sangat luar biasa. Untuk itu, rasa syukur harus selalu ada dalam hati dan pikiran kita sebab kita semua adalah karya Allah yang sempurna dan berharga di mata-Nya.

“Kesadaran bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita, menyadarkan akan karya Allah yang luar biasa dalam kehidupan kita. Kelebihan dan kelemahan kita hendaklah menjadikan kita lebih bersyukur kepada Tuhan sebab Ia tetap memandang kita sebagai makhluk yang berharga dan mulia di hadapan-Nya meskipun kita sering gagal”.

Soal-soal latihan:
1.    Apakah manfaat kelebihan atau bakat yang kamu miliki untuk kamu sendiri?
2.    Bagaimana kelebihan atau bakatmu bias mendatangkan manfaat bagi orang lain?
3.    Bagaimana cara kamu menyikapi atau menghadapi kekurangan-kekurangan yang ada di dalam dirimu?
4.    Bahagia atau kecewakah kamu terhadap keadaanmu saat ini?
5.    “Kamu adalah bait Allah” (1Korintus 3:16). Apakah yang seharusnya kamu lakukan untuk menjaga “bait Allah” tersebut?





Kamis, 20 Oktober 2011

Materi PAK Kelas VIII Semester 2


BAB XII
PENDERITAAN KRISTUS

Bahan Alkitab:
Yohanes 3:16

Dosa mengakibatkan terputusnya hubungan antara Allah dan manusia. Dalam keadaan seperti ini, manusia hidup dalam kegelapan dan kesengsaraan. Namun, Allah tidak tinggal diam melihat semua yang telah terjadi. Dia berinisiatif untuk memulihkan dan membangun kembali hubungan tersebut. Dengan mengutus Yesus Kristus turun ke dunia, Allah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut melalui penderitaan dan kematian-Nya.

1.      Kelahiran Tuhan Yesus (Matiu 1:18-25; 2:1-23, Lukas 2:1-20)
Melalui kesaksian Alkitab, manusia memahami bahwa kelahiran Tuhan Yesus disertai dengan beberapa penderitaan, anra lain:
a.       Tempat kelahiran Tuhan Yesus berbeda dengan manusia lainnya (lahir dikandang domba).
b.      Kelahiran Tuhan Yesus mendapat ancaman dari Herodes. Ia ingin membunuh bayi Yesus.

2.      Pelayanan Tuhan Yesus Matius 4:12-25)
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Dia harus melalui dua peristiwa penting dalam kehidupan-Nya, yaitu:
a.       Tuhan Yesus harus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.
b.      Tuhan Yesus harus dicobai di padang gurun pada waktu berpuasa selama 40 hari, 40 malam.

3.      Perjamuan Malam (Matius 26:26-29; 26:36-56)
Sehari menjelang kematian-Nya, Tuhan Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya.Roti dan anggur merupakan alat yang dipakai dalam perjamuan malam yang melambangkan tubuh dan darah Tuhan Yesus yang diberikan menjadi korban tebusan bagi manusia. Perjuangan untuk menebus dosa manusia merupakan sebuah penderitaan besar yang dirasakan oleh Tuhan Yesus.

4.      Pengadilan Tuhan Yesus (Matius 26:57-68 – baca)
Semua yang dialami oleh Tuhan Yesus ketika berada di depan Pengadilan Agama merupakan penderitaan bagi-Nya, bukan hanya secara jasmani, melainkan juga secara batin yang berupa olok-olokan dan penghinaan dari masyarakat Yahudi.

5.      Penyaliban Tuhan Yesus (Matius 27:32-44, Lukas 23:26-43)
Menurut tradisi Romawi, orang yang dihukum mati dengan cara disalibkan hanya dikenakan kepada orang-orang yang paling jahat, seperti pembunuh, pemberontak. Oleh sebab itu:
a.       Salib adalah lambang kutukan (bnd. Galatia 3:13).
b.      Salib adalah lambang penderitaan (I Petrus 3:17-18).
c.       Salib adalah lambang kebodohan dan kehinaan (I Kor. 1:18-23).

Makna salib bagi orang yang percaya kepada Kristus, antara lain adalah:
a.       Ditebus dari hukuman dosa.
b.      Diperdamaikan dengan Allah.
c.       Dibenarkan karena iman.
d.      Hidup dalam pengharapan.
Jadi, salib Kristus adalah puncak kasih Allah kepada manusia.
BAB XIII
PASKAH: SEBUAH REFLEKSI

Bahan Alkitab:
Yohanes 17:26, I Kor. 15:54-55

Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut disebut sebagai Paskah. Kata Paskah – mengingatkan kita pada Paskah Yahudi – berasal dari kata Ibrani pesakh, artinya melewati atau menyeberangi (dengan makna menyelamatkan). Paskah dalam Perjanjian Lama dilaksanakan untuk mengenang sejarah bangsa Israel yang dilepaskan dari perbudakan Mesir, dan kini mereka menuju tanah yang dijanjikan (kanaan). Sementara, dalam bahasa Yunani, Paskah disebut pascha anastasimon yang berarti kebangkitan. Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut yang menandakan kemenangan-Nya sehingga kebangkitan itu mempunyai arti bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan merupakan inti dan pusat iman Kristen.
Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus yang merupakan pusat dan tema utama dari perayaan Paskah adalah buah dari ketaatan dan penyerahan diri Yesus kepada Bapa. Melalui kebangkitan, Tuhan Yesus mewartakan kepada dunia, bahwa dunia dan segala isinya telah dibebaskan dari segala hal yang mengikatnya seperti penyakit, kutuk, dosa, kematian. Kebangkitan Tuhan Yesus merupakan puncak dari upaya rekonsiliasi (pendamaian) yang dilakukan Tuhan melalui Yesus serta karya pembebasan dan pembaruan dengan isi dunia ciptaan-Nya. Dan kebangkitan Yesus merupakan kemenangan dari kematian. Maut dikalahkan (bnd. I Kor. 15:54-55).
Oleh karena itu, hari Paskah adalah hari kemenangan. Orang-orang yang merayakan Paskah adalah mereka yang menjalani hidup sebagai “pemenang”. Sebab, di dalam imannya kepada Tuhan yang telah mengerjakan karya keselamatan bagi manusia di dalam Yesus Kristus, mereka mendapat bagian dari karya keselamatan tersebut. Hari Paskah hendak mengingatkan kembali bahwa Tuhan telah melakukan karya pembebasan di dalam Yesus untuk membarui, mendamaikan, memerdekakan manusia dari belenggu (penindasan, kemiskinan, kebodohan, dsb).
Kebangkitan dan perayaan Paskah merupakan sarana untuk menyampaikan pesan bahwa di balik penderitaan ada kemenangan. Inilah yang menjadi pengharapan kita bahwa di balik kematian kita, ada kebangkitan.
Paskah memungkinkan lahirnya iman yang pantang menyerah terhadap setiap penderitaan dan tantangan hidup yang dialami seseorang. Melalui pengalaman Paskah, lahirlah pribadi yang bersyukur dalam segala hal, serta memotivasinya untuk ikut serta di dalam berbagai karya Tuhan yang membarui, membebaskan, mendamaikan dan memberdayakan manusia di dunia.
Setiap orang percaya yang merayakan Paskah atau mengucapkan selamat Paskah hendaklah benar-benar percaya bahwa kebangkitan Yesus membawa kelahiran baru dan berpengharapan akan kehidupan yang kekal.

Evaluasi:
1.      Jelaskan makna Paskah bagi kamu!
2.      Ceritakan dengan singkat pengalaman merayakan Paskah yang terakhir kamu ikuti!
3.      Apa yang berkesan bagi kamu dalam merayakan Paskah? Jelaskan!
4.      Buatlah satu puisi Paskah!







BAB XIV
LAYAKKAH MEREKA MENDERITA?

Bahan Alkitab:
Roma 8:17

Penderitaan adalah masalah universal dan pasti akan menyentuh setiap manusia dan dalam seluruh tingkat  kehidupan. Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung oleh manusia. Oleh karena itu, bila mungkin penderitaan harus dihindari. Namun, bila penderitaan itu menimpa kita, kita harus menerimanya dan menghadapinya dengan sabar, serta didasarkan pada keyakinan akan penyertaan dan kasih Tuhan (II Tim. 4:4-8).
Dengan menyikapi hidup seperti ini, manusia belajar mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang mendewasakan dan mendatangkan berkat bagi kehidupan pribadi dan atau kehidupan orang lain. Dengan kata lain, sikap hidup seperti ini dengan jelas mencerminkan sikap hidup orang beriman. Inilah sikap yang harus diteladani dari kehidupan Yesus dalam menghadapi penderitaan di kayu salib.
Penderitaan yang kita alami dapat disebabkan oleh ulah kita sendiri, ulah orang lain, atau ulah lingkungan disekitar kita. Penderitaan mungkin juga disebabkan oleh karena kita adalah pengikut Tuhan Yesus (konsekuensi mengikut Yesus).
Penderitaan yang dialami manusia tidak boleh dipandang dari segi negatifnya saja, tetapi juga harus dipandang sebagai suatu kesempatan untuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi baik; sebagai suatu kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Banyak orang yang menyalahkan Tuhan ketika ada penderitaan. Namun, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk selalu datang kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun, baik suka maupun duka. Komunikasi yang baik dengan Tuhan, akan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, semakin beriman, semakin berpengharapan, dan semakin kuat ketika menghadapi penderitaan. Komunikasi dengan Tuhan dapat tercipta melalui doa yang menjadi nafas hidup orang percaya.
Dalam menghadapi penderitaan kita harus berdoa, tetapi juga harus berusaha/bekerja (Ora et Labora), juga berpuasa. Kata puasa berasal dari bahasa Ibrani tsom, yang mengacu pada tindakan menyangkal diri. Dalam Perjanjian Baru, digunakan bahasa Yunani nesteia untuk puasa, yang berarti penyangkalan diri.
Puasa bermula sebagai sebuah ekspresi alamiah dari kesedihan. Namun, lama-kelamaan hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menunjukkan atau membuktikan kesedihan seseorang dengan memantangkan diri dari makanan dan atau menunjukkan dukacita, seperti peristiwa yang dialami Hana ketika ia mandul sehingga ia menangis dan tidak mau makan (I Sam.1:7).


Evaluasi:
1.      Jelaskan apa yang kamu lakukan jika sedang menghadapi penderitaan!
2.      Jelaskan bagaimana agar penderitaan yang kita alami memberikan dampak positif bagi masa depan kita!
3.      Menurutmu haruskah orang Kristen berpuasa? Mengapa?
4.      Yang harus kita lakukan dalam menghadapi penderitaan adalah…..
5.      Apakah maksud dari, “penderitaan adalah masalah universal”?






Pendidikan Agama Kristen (PAK) Kelas VIII

BAB XV
SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

Bahan Alkitab:
Markus 14:22-25; I Kor. 11:23-25

Apakah Perjamuan Kudus itu?

Sakramen adalah tanda atau meterai suci yang dapat meneguhkan iman untuk menjelaskan segala sesuatu yang dijanjikan Allah. Sakaramen berasal dar bahasa Latin sacramentum, berasal dari akar kata sacr, sacer, artinta kudus, suci (perbuatan kudus). Kata ini menunjuk pada upacara atau hal-hal yang bersifat sacral.
Perjamuan Kudus dilakukan atas dasar perjamuan malam yang dilaksanakan oleh Tuhan Yesus bersama dengan murid-murid-Nya pada malam terakhir sebelum Dia ditangkap dan di adili. Dalam tradisi keagamaan Yahudi, khususnya dalam rangka memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, diadakan perayaan Hari Raya Tidak Beragi. Pada hari pertama hari raya tersebut orang-orang Israel mengadakan perjamuan malam (baca – Lukas 22: 15-16).
Perjamuan malam, juga sering disebut Perjamuan Tuhan; memiliki makna yang sangat menentukan bagi kehidupan Yesus di bumi ini dan juga bagi kehidupan orang percaya sesudahnya. Peristiwa malam ini, diberi arti yang dalam dan menentukan bagi pertumbuhan iman gereja. Peristiwa ini dianggap sebagai titik awal dari permulaan proses Yesus menuju salib, sekaligus sebagai peringatan atas pengorbanan-Nya. Pada perjamuan malam ini Yesus menyampaikan suatu ketetapan simbolis (lambang) yang diingat dan dilaksanakan oleh orang-orang percaya sepanjang sejarah. Yesus melambangkan roti yang Ia pecah-pecahkan sebagai tubuh-Nya yang dicabik-cabik untuk menebus dosa manusia, sedangkan cawan yang berisi anggur dilambangkan sebagai darah-Nya yang tercurah pada kayu salib untuk membasuh manusia dari dosanya (Mark. 14:22-25).
Beberapa ketentuan yang umumnya berlaku di kalangan gereja-gereja Protestan berkaitan dengan pelaksanaan Perjamuan Kudus.
1.      Perjamuan Kudus dilakukan sebagai tanda untuk memperingati penderitaan dan pengorbanan Yesus. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan darah-Nya (I Kor. 11:23-26).
2.      Setiap makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Kudus tersebut berarti kita mengimani dan menerimanya sebagai tanda dan meterai pengasihan dan kesetiaan-Nya kepada kita.
3.      Mengikuti Perjamuan Kudus berarti kita masuk dalam persekutuan yang kekal dan benar dengan Yesus Kristus. Dia menghubungkan kita seorang dengan yang lain di Meja Perjamuan-Nya dalam kasih yang harus kita perlihatkan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan yang benar dalam hidup sehari-hari.
4.      Orang yang mengikuti Perjamuan Kudus hendaknya memahami hal-hal berikut ini:
·         Orang itu sudah mengaku secara pribadi dihadapan Tuhan dan dihadapan jemaat, bahwa Tuhan Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat yang telah mengampuni dosa-dosanya.
·         Orang itu mempunyai komitmen pribadi untuk meneladani Kristus dalam mengasihi dan rela menderita demi orang lain, sama seperti Kristus telah rela menderita demi membebaskan manusia dari kutukan dosa.
·         Tidak setiap orang dapat menerima Perjamuan Kudus. Ia harus seorang yang sungguh-sungguh, setia dan taat, sama sepeerti Kristus yang setia dan taat hingga mati di kayu salib.
·         Orang itu tidak boleh menganggap roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus itu sebagai benda keramat.

·         Evaluasi
-                      Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apa yang kamu ketahui tentang Perjamuan Kudus!
-                      Menurut kamu, apakah orang yang belu mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dapat ikut Perjamuan Kudus? Mengapa?




BAB XVI
ABRAHAM
Bahan Alkitab:
Kej. 12:1-4, Ibr. 11:8-19).

“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal. 3:14, 29; Roma 8:17). Semula Abraham tinggal di Ur-Kasdim di antara para penyembah berhala. Bahkan ayahnya sendiri “beribadah kepada allah lain” itu (Yos. 24:2). Tetapi Abraham dipanggil oleh Allah keluar dari Ur dan pergi ke negeri lain – negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya untuk menerima berkat dan perjanjian, yaitu:
·         Aku (Allah) akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.
·         Aku akan memberkati, serta membuat namamu masyhur.
·         Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Penggenapan janji Allah yang paling indah ialah tentang segala bngsa yang akan diberkati “melalui dia”. Secara jelas hal ini terjadi ketika Yesus, Anak Allah itu, datang ke dunia untuk “menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia” (I Tim. 2:6). Sikap Abraham terhadap firman Allah yang perlu kita contoh adalah seperti yang tertulis dalam Roma 4:20-21 – baca.

ISHAK – Kej. 22 

Ishak adalah anak yang dijanjikan dan yang dinantikan selama 25 thn. Allah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan diberi anak dari Sara. Dan ini terjadi secara luar biasa, karena baik Abraham maupun Sara sudah terlalu tua untuk dapat memperoleh anak. Tetapi Allah telah menjanjikannya dan Ia memberikannya (Kej. 17: 19-21; 21:3-8). Sebelum anak itu dilahirkan, Allah telah memberi nama Ishak kepadanya, yang artinya ‘tertawa’ (Kej.17:19). Dan ternyata anak ini benar-benar karunia yang sangat menggembirakan. Ia anak yang taat kepada orangtua dan sungguh-sungguh (dapat dilihat ketika naik ke gunung Moria untuk dipersembahkan kepada Allah).
Ishak diberkati Allah. Kekayaannya semakin bertambah banyak karena Allah membuat tanah tempat tinggalnya member hasil yang banyak baginya sampai 100 kali lipat (Kej. 26:12-14). Disamping kaya, ia juga dikenal sebagai orang yang panjang sabar dan suka damai. Tidak suka berengkar walau demi haknya sendiri. Ini terlihat dari sikapnya yang suka mengalah terhadap orang-orang Filistis yang suka mengganggu dia karena iri hati. Ia lebih baik pergi mengusahakan tempat lain dari pada melawan mereka guna mempertahankan haknya (Kej. 26:17-22). Ishak mewarisi bukan hanya kekayaan ayahnya melainkan juga janji yang telah diberikan Tuhan kepada Abraham (Kej. 17:19-21).

YAKUB – Kej. 27-28, 32

Ketika Yakub lahir, tangannya sedang memegang tumit kakaknya Esau. Itulah sebabnya ia diberi nama Yakub–dalam bahasa Yahudi arti namanya adalah menipu (Kej. 27:1-29), merampas hak (Kej.25:27-34), memperdayakan (Kej.30:25-43). Kemudian Allah member nama baru, yakni ‘Israel’, yang berarti pendekar Allah, juara Allah, yang pernah berjuang dengan yang paling dahsyat dan yang akan berjuang demi kepentingan Allah.
Tiga kali Allah menampakkan diri kepada Yakub: 1. Di Betel (Kej. 28:10-22), 2. Di Pniel, di mana ia bergumul dengan Malaikat Allah dan diberi nama baru (Kej. 32:22-32), 3. Di Birsyeba, dalam perjalanan menuju Mesir guna memperoleh makanan disana (karena waktu itu Kanaan ditimpa oleh bala kelaparan. Pada akhirnya Yakub memberkati anak-anaknya (Kej.49:1-28). Ia juga terdaftar sebagai orang yang hidup oleh iman. Nama dialah yang menjadi nama bagi bangsa yang tak terhitung banyaknya yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan Ishak dan kepada Yakub sendiri, yaitu bangsa Israel.
Catatan: Dina = anak perempua Lea (Kej. 30:21, 34:1).



MUSA

Bahan Alkitab:
Kel. 2 – 4:17, Kis. 7:1-53

Istri      : Zipora, anak  : Gersom & Eliezer (Kel. 18:3,4)
Ketika dipanggil Tuhan umur Musa adalah 120 thn (Ul. 34:7). Kehidupan Musa terbagi dalam:

1.      40 thn pertama – tinggal di Mesir (Istana), dididik dalam segala hikmat orang Mesir (Kis. 7:22).
2.      40 thn kedua – tinggal di Midian, ia harus hidup secara sederhana sekali di negeri tempat pelariannya. Menjadi gembala di padang gurun. Tempat ini tidak enak, tetapi disinilah tempat dimana Allah berbicara kepadanya dan dia dapat mendengar panggilanNya (Kel. 3:1-10).
3.      40 thn ketiga – menjadi pemimpin, diawali dengan panggilan Tuhan (Kel. 3:2-10).


GIDEON

Bahan Alkitab:
Hakim-hakim 6 – 8

“Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus”, firman Allah kepada mereka (Kel. 19:6). Sebab itu mereka diberi larangan yang tegas oleh Musa dan kemudian oleh Yosua supaya jangan menyembah kepada berhala dan dewa-dewa orang Kanaan (komitmen Yosua dalam pasal 24:15). Tetapi ketika Yosua sudah tidak ada, mereka kembali menyembah berhala-berhala dari bangsa-bangsa yang ada disekeliling mereka (Hak. 2:12).

Allah sudah berkata kepada bangsa Israel bahwa bila mereka meninggalkan Tuhan Allah mereka, Ia juga akan meninggalkan mereka (Hak. 2:14,15). Oleh karena itu, ketika mereka diserang dan ditindas oleh orang Midian (Hak. 6:1-6), mereka dibiarkan.

Namun Allah masih mengasihi mereka dan tetap akan melaksanakan rencanaNya melalui mereka seperti yang dijanjikanNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab itu ketika mereka menyadari akan kesalahannya serta berbalik kembali kepada Allah, Ia memanggil lagi salah seorang dari antara mereka untuk menyelamatkan mereka. Ia memanggil seorang yang masih muda dan sederhana, yakni Gideon (Hak. 6:11-15).

Tugas Gideon yang pertama ialah menghancurkan mezbah dewa Baal dan semua alat penyembahannya. Kemudian ia harus mendirikan mezbah untuk beribadat kepada Allah, dan dengan memakai bekas kayu tiang berhala itu ia mempersembahkan korban bakaran kepada Allah (Hak. 6:25-26).

Allah memberi tugas lagi kepadanya untuk memimpin 300 orang yang dipilih oleh Allah untuk mengalahkan orang Midian yang gagah berani itu baca – pasal 7:1-6). Mereka menang, karena Allah bekerja-sama dengan mereka (Hak. 7:9). Negeri mereka menjadi aman kembalin(Hak. 8:28).