Kamis, 12 Januari 2012

Materi PAK Kelas VII Semester 2


BAB X
ADA APA DENGAN DOSA?

Bahan Alkitab:
Kejadian 3, Roma 3:23, 6:23, I Yoh. 3:1-10, Maz. 51:7

Dosa adalah tindakan manusia secara perorangan maupun kelompok yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah (Kamus Alkitab). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama.
Yohanes menegaskan bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (I Yoh. 3:4); keputusan yang secara sukarela dan sengaja memberontak kepada Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa sebagai akibat dari keputusan yang lebih memilih pada kehendak hatinya dan bukan kehendak Allah. Allah sudah memberikan hukum/aturan hidup, dan itulah yang disebut dengan aturan/hukum Allah.
Allah memberikan kebebasan kepada manusia. Hal ini dapat dimengerti dari perintah Allah kepada manusia; “Semua pohon yang ada di taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas…..” Bagaimana manusia menggunakan kebebasan itu? Mampukah manusia menggunakan kebebasan itu sesuai dengan kehendak-Nya?
Perintah Allah kepada manusia di atas masih berlanjut: “..tetapi pohon pengetahuan baik dan jahat itu janganlah kaumakan buahnya….” Itu berarti kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia ada batasnya. Allah memberikan perintah, tetapi juga memberikan larangan. Allah melarang manusia makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Allah memberikan sanksi, yaitu apabila manusia tidak mengindahkan perintah Allah, manusia akan “mati”. Ketika manusia menolak untuk TAAT kepada Allah, pada saat itu pula ia sudah mati. Kematian yang dimaksudkan disini adalah bukan kematian fisik, tetapi kematian rohani. Kematian ini terjadi ketika hubungan manusia dan Allah terputus. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan: “Upah dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 3:23).
Dosa selalu berpengaruh negative dalam kehidupan manusia, artinya membuat kehidupan manusia menjadi jahat dan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hukuman terhadap dosa sangat jelas, yaitu maut. Namun kasih Allah terhadap manusia ternyata lebih besar dari hukuman-Nya terhadap dosa. Bagi mereka yang percaya Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya dari maut, kuasa dosa yang mematikan sudah dipatahkan (Yoh. 3:16-21)., sehingga ada karunia untuk masuk dalam kehidupan yang kekal. Sangat disayangkan bila masih ada orang yang memilih untuk berada dalam dosa dan mengalami penghukuman Allah, padahal ada kesempatan untuk bebas dari hukuman tersebut. Apakah kita termasuk golongan seperti ini?
Jadi, dosa adalah tindakan manusia yang menyimpang dari hukum Allah. Tidak percaya dan tidak taat kepada Allah merupakan pokok penyebab manusia jatuh dalam dosa.

Jawablah pertanyaan dibawah in:
1.       Jelaskan pengertian dosa menurut Alkitab!
2.       Apakah artinya bila dikatakan ‘upah dosa ialah maut”?
3.       Bacalah I Yoh. 3:1-10, dan jawablah pertanyaan berikut dengan menyebutkan ayat-ayat yang dijadikan rujukan untuk menjawab:
a.       Bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Allah?
b.      Apa yang dimaksud dengan dosa?
c.       Bagaiman kita bisa bebas dari dosa?
d.      Apa yang membedakan antara anak-anak Allah dengan anak-anak iblis?


BAB XI
MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

Bahan Alkitab:
Kejadian 3, Matius 4:1-14

Dalam Kejadian 3 dijelaskan bahwa ular menggoda manusia. Ia datang kepada Hawa lalu berkata, “Adapun ular ialah………………….. (ayat1-3). Perhatikan bahwa kesempatan pertama yang dipakai ular untuk memulai godaan-Nya adalah dengan membangun kebimbangan atau keraguan di hati Hawa akan kasih Allah. Ini ular nyatakan dengan mengatakan kepada Hawa, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, …………………(ayat 4-5). Serangan tersebut tertuju kepada keutuhan kebenaran mutlak yang ada pada Allah. Silat katanya mampu meyakinkan Hawa bahwa ia dan suaminya akan “menjadi seperti Allah”. Menjadi seperti Allah berarti manusia sendirilah yang akan menentukan apa yang baik dan jahat. Menjadi seperti Allah berarti manusia tidak membutuhkan Allah lagi.
Godaan si ular mulai menggoyahkan ketaatan manusia kepada perintah Allah. Keinginan untuk menjadi “seperti Allah” semakin menggoda ketika matanya diarahkan pada buah pohon itu yang tampak enak dimakan, sedap dilihat dan menarik hati. Karena itulah manusia memutuskan untuk merebut kedaulatan Allah.
Kesediaan Hawa untuk mendengarkan suara si penggoda dan menerimanya sebagai kebenaran adalah lambang perlawanan manusia terhadap kemutlakan dan kebenaran perintah Allah. Mengingkari kemutlakan dan kebenaran perintah Allah melahirkan sikap tidak taat kepada perintah Allah, dan sikap itulah yang mendahului tindakannya memakan buah terlarang. Manusia ingin menjadi seperti Allah yang tidak terbatas oleh apapun juga. Sesudah perempuan itu memakannya, kemudian ia menggoda sesamanya, yaitu suaminya dan memang suaminya pun ikut tergoda (I Tim. 2:14). Dosa pada manusia yang satu merambat menjadi dosa pada manusia yang lain. Karena itu, ada ungkapan, “dosa melahirkan dosa”. Dengan demikian, manusia telah menjadi budak dosa. Kepercayaan kepada Allah yang tadinya tulus dan murni berganti menjadi kesadaran akan kesalahan yang membawa ketidaktenteraman. Keharmonisan berubah menjadi perpecahan serta melahirkan mentalitas yeng melemparkan kesalahan kepada pihak lain (baca Kej. 3).
Sekarang bandingkanlah sikap Adam dan Hawa di atas dengan sikap Yesus ketika Ia dicobai di padang gurun (Mat.4:1-11). “Lalu datanglah si pencoba itu……… (ayat 3-4). Hidup tidak sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi kita harus melakukannya dalam ketaatan kepada Allah. Ketika bangsa Israel tinggal di padang gurun dan Allah memberikan kepada mereka manna, banyak orang yang kuatir bahwa manna yang mereka kumpulkan tidak cukup untuk mereka sendiri. Sebagian orang mengumpulkan sebanyak-banyaknya. Namun, apa yang terjadi? Manna yang tersisa dari apa yang mereka kumpulkan ternyata berulat dan berbau busuk (Kel. 16:15-20). Jangan serakah! Inilah inti pesan yang dikatakan Yesus kepada iblis. Manusia harus hidup dalam ketaatan kepada firman Allah.

Evaluasi:
1.       Jelaskan mengapa manusia pertama jatuh ke dalam dosa!
2.       Jelaskan apa saja yang sering membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan menurut Matius 4:1-11!
3.       Tuliskan hal-hal yang sering membuat anak-anak seusiamu berbuat dosa dalam hidup sehari-hari dan jelaskan apa yang bisa mereka lakukan untuk menghindari godaan tersebut!
4.       Bagaimana tanggapanmu dengan ungkapan: “kita harus bangga karena kita adalah anak Allah”?


BAB XII
TINDAKAN ALLAH TERHADAP DOSA

Bahan Alkitab:
Kej. 3:8-9, 23-24, Luk. 15:1-10

Allah yang menciptakan dan memelihara manusia dengan penuh kasih adalah juga Allah yang adil dan bijaksana (Nahum 1:3). Setiap orang yang bersalah pasti dihukum, tetapi dalam penghukuman tersebut sungguh nyata kasih dan pengampunan-Nya. Tindakan Allah terhadap manusia berdosa adalah:

1.      Allah mencari dan memanggil manusia
Ungkapan “dimanakah engkau” tidak menunjuk kepada pengertian bahwa Allah tidak mengetahui dimana manusia saat itu berada dan apa yang telah mereka lakukan, tetapi justru hendak menjelaskan bahwa Allah sangat peduli dengan apa yang manusia lakukan dan alami. Tindakan Allah untuk mencari manusia ini adalah bukti kasih Allah yang berinisiatif untuk menyelamatkan manusia.

2.      Allah meminta pertanggungjawaban kepada manusia atas perbuatannya
Manusia tidak mampu mengatasi sendiri akibat yang ditimbulkan oleh dosa mereka. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan manusia. Allah tidak membiarkan dosa menggantikan kedudukan-Nya dalam hidup ciptaan-Nya. Ia member pengampunan kepada manusia, memelihara hidup dan merencanakan karya penyelamatan bagi manusia dan seisi alam yang telah ternoda oleh dosa manusia (Kej. 3:15). Rencana indah ini diwujudkan melalui kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus. Inilah konsistensi kasih Allah, bahwa Ia tidak hanya menciptakan, melainkan juga Ia memilahara dan bahkan mencari hyang hilang. Allah berinisiatif untuk memulihkan citra manusia yang terlanjur rusak karena dosa.

3.      Allah mengadili manusia
Perempuan akan mengalami kesakitan ketika melahirkan anak. Perempuan akan berahi kepada suaminya dan suaminya-pun akan berkuasa atasnya. Laki-laki akan mencari rezeki dengan susah payah dan mengalami banyak kegagalan dam hidupnya. Manusia harus keluar dari Taman Eden karena Allah mengusir mereka akibat dosanya. Dengan demikian, hubungan manusia dengan  Allah terputus (mati). Murka Allah adalah kemarahan yang kudus, yang benar dan pada tempatnya, dimana di dalamnya tidak ada dengki dan dendam (Mark. 3:5; 10:13-14). Kemurkaan Allah menuntun manusia kepada pertobatan yang sungguh-sungguh dan kesediaan untuk tidak melakukan dosa lagi.
Meskipun demikian, Allah juga menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Mahakasih. Allah memberikan kabar gembira kepada manusia, seperti yang tertulis dalam Kej. 3:15 (baca – hafalkan).

4.       Evaluasi
a.       Tuliskan dengan singkat bagaimana tindakan Allah waktu manusia pertama jatuh ke dalam dosa!
b.      Jelaskan mengapa semua manusia berdosa!
c.       Ketika kamu melakukan kesalahan, apakah kamu yakin bahwa Allah mengampuni kamu? Dari mana keyakinan itu muncul?


BAB XIII
PERTOBATAN

Bahan Alkitab:
Mat. 3:8; Yoh. 3:3-8; Roma 6:12-14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “bertobat” berasal dari akar kata “tobat” yang berarti sadar dan menyesal akan dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya; jera (tidak akan berbuat lagi). Bertobat adalah menyesal dan berniat memperbaiki perbuatan yang salah dan kembali kepada Tuhan.
“Pertobatan” dalam bahasa Yunani disebut metanoia yang berarti “perubahan 180 derajat”. Pertobatan berate perubahan hidup secara total, yang diwarnai oleh penyesalan dan tekad untuk meninggalkan kehidupan yang lama dan sama sekali menjalani kehidupan yang baru.
Mengapa perlu bertobat? Menurut Yoh. 3:3-7, dalam percakapan Yesus denga Nikodemus, Yesus menjelaskan bahwa tidak seorangpun dapat melihat dan masuk dalam kerajaan Allah kalau ia tidak dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali, maksudnya adalah “bertobat” atau lahir dari Roh. Lahir dari Roh artinya hidup manusia dipimpin oleh Roh Allah sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan daging. Manusia yang belum bertobat adalah manusia yang masih hidup menurut keinginan daging. Keinginan daging yang dimaksudkan disebutkan dalam Galatia 5:19-21. Orang yang tidak mau bertobat tidak dapat mengasihi dan menyenangkan Allah, dan itu berarti ia tidak bersedia untuk dibarui sehingga tidak mungkin melakukan hal yang baik atau menghasilkan buah yang baik (baca – Mat. 7:18). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertobatan itu penting karena:
·         Yesus sendiri memerintahkan pertobatan tersebut (Mat. 4:17).
·         Bahwa dosa hanya bisa diampuni jika kita menyesalinya dan tidak melakukannya lagi (Yohanes 8:11).
·         Pertobatan sebagai syarat untuk menerima dan menjalani hidup baru (Luk. 13:3).
·         Dengan bertobat, manusia dituntun kepada kebenaran dan melakukan hal-hal yang berkenan dihadapan Allah (2 Tim. 2:25).
·         Pertobatan membawa keselamatan (2 Kor. 7:9-10).

Pertobatan merupakan suatu proses perubahan sikap yang akhirnya ditunjukkan melalui tingkah laku yang benar. Jadi, pertobatan yang benar adalah suatu tindakan manusia untuk berbalik dari perbuatannya yang jahat kepada kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Orang bertobat akan menunjukkan sikap bertobat dalam kehidupannya, yaitu memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, lemah lembut, mampu menguasai diri (Gal. 5:22-23 ).
Bagaimana bertobat yang benar?
-          Sadar dan mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa.
-          Mohon pengampunan kepada Tuhan.
-          Berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosanya dan menjalani hidup yang baru.

·         Evaluasi!
-          Apa artinya bertobat?
-          Tuliskan contoh perbuatan orang yang hidup mengikuti keinginan daging!
-          Bacalah Yohanes 3:3-7 dan daftarkan kembali apa saja yang Yesus percakapkan dengan Nikodemus!


BAB XIV
KABAR BAIK UNTUK KITA

Bahan Alkitab:
Matius 26:13

A.      Makna Injil – Injil dalam bahasa Yunani disebut euagelion, yang berarti kabar gembira, kabar sukacita. Kabar baik yang dimaksud adalah kedatangan Yesus Kristus untuk mengampuni/menebus dosa-dosa manusia (baca – Yoh. 8:1-11).

B.      Bukti-bukti kasih Allah kepada manusia
1.      Allah mencipta dan memelihara manusia
-  Kej. 1:1, pengertian langit dan bumi mencakup dunia besera segala isinya termasuk manusia.
-  Allah memelihara – Kej. 1:29.

2.    Allah menjanjikan keselamatan kepada manusia
a.  Kejadian 3:15                    
b.  Perjanjian dengan Nuh (Kej. 8:21-22, 9:1-17)
c.  Perjanjian dengan Abraham dan keturunannya               
d.  Allah menggenapi janji-Nya (Yoh. 3:16, Gal. 4:4-5)


PENYELAMATAN ALLAH DAN PERTOLONGAN MANUSIA

 Penyelamatan Allah berbeda dengan pertolongan manusia. Perbedaannya berkaitan dengan subjek, objek, dan sifatnya. Lihat bagan berikut:

No
Keterangan
Penyelamatan Allah
Pertolongan manusia
1
Subjek
Allah
Manusia
2
Objek
Seluruh aspek kehidupan manusia
Sebagian aspek kehidupan manusia


Dosa manusia
Bencana/bahaya yang dialami



manusia
3
Sifat
Kekal
Sementara

Subjek dan objek penyelamatan Allah adalah manusia. Objek penyelamatan Allah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek jasmani maupun rohani, termasuk dosa-dosa manusia.
Pertolongan manusia hanya menekankan pada aspek jasmani. Sifat penyelamatan Allah itu kekal, sementara pertolongan manusia hanya bersifat sementara.

Catatan:  1.   Penyelamatan Allah adalah penyelamatan manusia yang telah jatuh ke dalam 
                       dosa yang dikerjakan oleh Allah sendiri.

2.      Hakekat penyelamatan Allah adalah tindakan Allah untuk mengembalikan manusia ke dalam hubungan yang benar dengan-Nya.



BAB XV
KARYA ALLAH DALAM YESUS KRISTUS

Bahan Alkitab:
Yohanes 14:6

Karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus merupakan puncak dari seluruh penyataan Allah. Bisa saja seseorang merasakan kehadiran Allah melalui alam semesta, melalui kelahiran dan pemeliharaan hidup manusia, tetapi ia tetap tidak merasakan kebutuhan untuk penyelamatan yang diperoleh melalui Yesus Kristus.
Allah yang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir menuju Kanaan juga melepaskan manusia dari perbudakan dosa menuju kehidupan yang kekal melalui pengorbanan Yesus. Usaha apapun yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak akan pernah tercapai karena penyelamatan adalah inisiatif Allah. Keselamatan yang diberikan Allah bukan berdasarkan usaha manusia melalui amal atau kebaikan, tetapi semata-mata karena kasih-Nya, karena itu keselamatan merupakan Anugerah Allah (Ef. 2:8-9). Namun, itu tidak berarti kita tidak perlu berbuat baik. Berbuat baik adalah wujud ungkapan syukur kita atas anugerah Allah. Keselamatan sudah dijanjikan Allah sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:15); Ia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Kelahiran Yesus yang dikenal sebagai peristiwa ‘Natal’ merupakan awal penggenapan janji dan karya penyelamatan Allah kepada manusia. Yesus diutus ke dunia untuk membebaskan umat dari dosa yang selama ini membelenggu manusia sehingga manusia kembali hidup dalam persekutuan dengan Allah. Itulah karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.
Setiap orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, dipanggil untuk meneladani dan melakukan kehendak-Nya. Kesetiaan untuk melakukan kehendak Allah inilah yang merupakan wujud nyata dari gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia. Alkitab menjelaskan bahwa setiap orang yang menjadi milik Kristus juga menjadi milik Allah, sehingga:
·         Setiap orang yang telah menjadi milik Kristus, meninggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol. 3:1-11).
·         Setiap orang yang telah dibaptis dan mengenakan Kristus adalah milik Kristus, berhak menerima janji Allah (Gal. 3:26-29).
·         Dalam Kristus, segala sesuatu menjadi baru dan Allah memilih dan menempatkan orang-orang beriman sebagai gambar dan rupa Allah ( II Korintus. 5:17; Roma 8:29; Wahyu 21:5).

Evaluasi
1.      Jelaskan pandangan keselamatan menurut agama Kristen!
2.      Menurutmu, apakah kamu memerlukan Yesus sebagai Juruselamat? Mengapa demikian?

Catatan:
-          Para penganut ‘materialisme’ beranggapan bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan materi (harta kekayaan) sebanyak-banyaknya.
-          Para penganut ‘nomisme’ berusaha mendapatkan keselamatan dengan cara melakukan hukum-hukum agama dengan sebaik-baiknya.
Kedua paham tersebut tidak sesuai dengan pandangan iman Kristen. Paulus mengingatkan jemaat Galatia, bahwa tidak seorangpun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus (Gal. 2:16).


BAB XVI
BAPTISAN KUDUS

Bahan Alkitab:
Mat. 3:13-17; 28:19-20
Kis. 2:38

Gereja-gereja Protestan mengakui ada dua sakramen yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Sakramen, berasal dari kata Latin, sacramentum. Kata sacramentum berakar pada kata sacr, sacer yang berarti “kudus”, “suci”. Kudus dalam pengertian orang Yahudi berarti sesuatu yang telah dikhususkan, dipisahkan tersendiri untuk Allah. Dengan demikian, sakramen mengandung arti bahwa apa yang dilakukan adalah tanda khusus yang dipergunakan oleh Allah untuk menyatakan maksud-Nya.
Salah satu tugas yang terkandung dalam “amanat agung” adalah “membaptis” (Mat. 28:19-20). Berarti baptisan bukan perintah dan persyaratan yang dibuat oleh manusia atau gereja, melainkan peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Baptisan dalam bahasa Yunani baptizo berarti diselamkan, dicelupkan. Dalam Kel. 30:17-21, baptizo berarti, mencuci, membersihkan. Dalam baptisan ini, air digunakan sebagai simbol pembasuh dan pembersih. Selanjutnya dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa di dalam baptisan, orang berdosa ikut mati bersama Kristus dan ikut bangkit pula bersama kebangkitan Kristus (Roma 6:3-5).
Jadi melalui baptisan, orang berdosa diberikan simbol “dibersihkan” dari dosa (manusia lama) untuk masuk ke dalam suatu kehidupan baru bersama Kristus. Baptisan merupakan pengakuan dan kesaksian seseorang dihadapan Tuhan dan jemaat-Nya, bahwa ia percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan Juruselamatnya secara pribadi (Roma 10:9-10), telah bertobat dan menerima pengampunan dosa, serta bersedia menempuh kehidupan yang baru (Kis. 2:38, Yoh. 3:3, Roma 6:1-14), dan diterima menjadi anggota gereja untuk masuk dalam persekutuan orang percaya (Mat. 28:19; I Kor. 12:13).
Apa yang menjadi syarat bagi seseorang agar dapat dibaptis? Pertama, percaya - bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Kedua, bertobat - seperti yang disampaikan dalam Mark.1:4-5; Kis. 2:38.

Catatan: Perintah Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20, biasa dikenal dengan istilah “amanat agung”

Evaluasi:
1.      Tuliskan ari baptisan dalam bahasa Yunani!
2.      Jelaskan mengapa orang perlu dibaptis!
3.      Jelaskan makna baptisan!
4.      Ceritakan dengan singkat cara membaptis yang pernah kamu ikuti atau lihat!
5.      Bagaimana tanggapanmu tentang cara membaptis: antara baptis percik dan selam?


BAB XVII
MENANGGAPI PENYELAMATAN AALAH

Bahan Alkitab:
Lukas 17:11-19

A.        Respons atas penyelamatan Allah
Dalam pembelajaran sebelumnya telah membahas penyelamatan Allah terhadap manusia berdosa. Allah berkenan menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus yang menyerahkan diri-Nya mati disalib untuk menebus dosa manusia. Bagaimanakah manusia menanggapi pengorbanan Tuhan Yesus tersebut? Ada dua hal sikap manusia dalam menanggapi keselamatan dari Allah, yaitu: pertama, menolak (menghujat) penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus dan kedua, menerima (percaya) penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
“Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati” (Yakobus 2:17, 26). Itu berarti bahwa iman yang adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata harus dinyatakan dalam perbuatan yang dapat dilihat dengan mata. Demikian juga dalam kaitannya dengan respons atau sikap terhadap penyelamatan Allah, yaitu sikap percaya juga harus dinyatakan dalam perbuatan. Tanggapan terhadap penyelamatan Allah itu dapat dilakukan melalui ucapan syukur dan ibadah.

B.        Ucapan syukur
Alkitab memuat banyak nasehat, anjuran, perintah, seruan, dan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan. Terlebih dalam Kitab Mazmur, hamper pada setiap pasal, kita menemukan hal tersebut. Salah satu contoh adalah “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” Mazmur 106:1; 107:1; 118:1,29; 136:1. Daud memberikan alas an untuk bersyukur kepada Tuhan, yaitu karena Tuhan itu baik dan kasih setia Tuhan itu selama-lamanya (kekal).
Bagaimanakah menyatakan ucapan syukur kepada Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari? Ada dua cara, yaitu dengan ucapan atau perkataan dan dengan perbuatan.
1.      Ucapan syukur dengan perkataan.
Ada syarat agar kita dapat mengucap syukur kepada Tuhan yaitu dalam diri kita harus ada kesadaran (kita membutuhkan pertolongan dari pihak lain) dan harus ada keyakinan bahwa kita bisa keluar dari masalah kehidupan karena ada pertolongan dari pihak lain.
2.      Ucapan syukur dengan perbuatan.
Contoh: Kesepuluh orang kusta – baca Lukas 17:11-19

C.        Ibadah
Ibadah merupakan perbuatan yang dilakukan oleh semua pemeluk agama apapun, bangsa manapun, di masa kapanpun di dunia ini. Caranya berbeda-beda. Namun, pada intinya sama, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk menyatakan baktinya kepada Tuhan. Dari sini, munculah istilah kebaktian, yaitu perbuatan untuk menyatakan baktinya kepada Tuhan.
Dalam kehidupan gereja sekarang ibadah dipahami sebagai “cara orang-orang percaya secara bersama-sama mengungkapkan dan menikmati hubungan dengan Allah, berdasarkan penyelamatan yang mereka alami, dalam bentuk dramatis simbolis”.
Pada umumnya, ibadah dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan oleh jemaat dalam gedung gereja pada setiap hari minggu, atau di hari-hari lain. Namun, jika kita membaca Alkitab, sebenarnya ibadah itu tidak terbatas pada hal itu saja – baca Yakobus 1:27. Kengunjungi yatim piatu dan janda-janda yang berada dalam kesusahan, kita dating membantu kesulian mereka – ini adalah ibadah dalam bentuk perbuatan dan dilakukan diluar gedung gereja. Dengan demikian, ibadah dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu ibadah ritual yang berarti ibadah yang dilakukan di dalam gedung gereja (upacara ibadah), dan ibadah aksional yaitu ibadah yang dilakukan diluar gedung gereja (perbuatan).

D.       Evaluasi
1.      Jelaskan macam-macam tanggapan terhadap penyelamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus!
2.      Hal mengucap syukur dapat dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Jelaskan dengan menggunakan contoh-contoh konkret!