Kamis, 12 Januari 2012

Materi PAK Kelas VII Semester 2


BAB X
ADA APA DENGAN DOSA?

Bahan Alkitab:
Kejadian 3, Roma 3:23, 6:23, I Yoh. 3:1-10, Maz. 51:7

Dosa adalah tindakan manusia secara perorangan maupun kelompok yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah (Kamus Alkitab). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama.
Yohanes menegaskan bahwa dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah (I Yoh. 3:4); keputusan yang secara sukarela dan sengaja memberontak kepada Allah. Manusia jatuh ke dalam dosa sebagai akibat dari keputusan yang lebih memilih pada kehendak hatinya dan bukan kehendak Allah. Allah sudah memberikan hukum/aturan hidup, dan itulah yang disebut dengan aturan/hukum Allah.
Allah memberikan kebebasan kepada manusia. Hal ini dapat dimengerti dari perintah Allah kepada manusia; “Semua pohon yang ada di taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas…..” Bagaimana manusia menggunakan kebebasan itu? Mampukah manusia menggunakan kebebasan itu sesuai dengan kehendak-Nya?
Perintah Allah kepada manusia di atas masih berlanjut: “..tetapi pohon pengetahuan baik dan jahat itu janganlah kaumakan buahnya….” Itu berarti kebebasan yang diberikan Allah kepada manusia ada batasnya. Allah memberikan perintah, tetapi juga memberikan larangan. Allah melarang manusia makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Allah memberikan sanksi, yaitu apabila manusia tidak mengindahkan perintah Allah, manusia akan “mati”. Ketika manusia menolak untuk TAAT kepada Allah, pada saat itu pula ia sudah mati. Kematian yang dimaksudkan disini adalah bukan kematian fisik, tetapi kematian rohani. Kematian ini terjadi ketika hubungan manusia dan Allah terputus. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan: “Upah dosa ialah maut tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Roma 3:23).
Dosa selalu berpengaruh negative dalam kehidupan manusia, artinya membuat kehidupan manusia menjadi jahat dan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hukuman terhadap dosa sangat jelas, yaitu maut. Namun kasih Allah terhadap manusia ternyata lebih besar dari hukuman-Nya terhadap dosa. Bagi mereka yang percaya Yesus dan kuasa kebangkitan-Nya dari maut, kuasa dosa yang mematikan sudah dipatahkan (Yoh. 3:16-21)., sehingga ada karunia untuk masuk dalam kehidupan yang kekal. Sangat disayangkan bila masih ada orang yang memilih untuk berada dalam dosa dan mengalami penghukuman Allah, padahal ada kesempatan untuk bebas dari hukuman tersebut. Apakah kita termasuk golongan seperti ini?
Jadi, dosa adalah tindakan manusia yang menyimpang dari hukum Allah. Tidak percaya dan tidak taat kepada Allah merupakan pokok penyebab manusia jatuh dalam dosa.

Jawablah pertanyaan dibawah in:
1.       Jelaskan pengertian dosa menurut Alkitab!
2.       Apakah artinya bila dikatakan ‘upah dosa ialah maut”?
3.       Bacalah I Yoh. 3:1-10, dan jawablah pertanyaan berikut dengan menyebutkan ayat-ayat yang dijadikan rujukan untuk menjawab:
a.       Bagaimana kita bisa menjadi anak-anak Allah?
b.      Apa yang dimaksud dengan dosa?
c.       Bagaiman kita bisa bebas dari dosa?
d.      Apa yang membedakan antara anak-anak Allah dengan anak-anak iblis?


BAB XI
MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

Bahan Alkitab:
Kejadian 3, Matius 4:1-14

Dalam Kejadian 3 dijelaskan bahwa ular menggoda manusia. Ia datang kepada Hawa lalu berkata, “Adapun ular ialah………………….. (ayat1-3). Perhatikan bahwa kesempatan pertama yang dipakai ular untuk memulai godaan-Nya adalah dengan membangun kebimbangan atau keraguan di hati Hawa akan kasih Allah. Ini ular nyatakan dengan mengatakan kepada Hawa, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, …………………(ayat 4-5). Serangan tersebut tertuju kepada keutuhan kebenaran mutlak yang ada pada Allah. Silat katanya mampu meyakinkan Hawa bahwa ia dan suaminya akan “menjadi seperti Allah”. Menjadi seperti Allah berarti manusia sendirilah yang akan menentukan apa yang baik dan jahat. Menjadi seperti Allah berarti manusia tidak membutuhkan Allah lagi.
Godaan si ular mulai menggoyahkan ketaatan manusia kepada perintah Allah. Keinginan untuk menjadi “seperti Allah” semakin menggoda ketika matanya diarahkan pada buah pohon itu yang tampak enak dimakan, sedap dilihat dan menarik hati. Karena itulah manusia memutuskan untuk merebut kedaulatan Allah.
Kesediaan Hawa untuk mendengarkan suara si penggoda dan menerimanya sebagai kebenaran adalah lambang perlawanan manusia terhadap kemutlakan dan kebenaran perintah Allah. Mengingkari kemutlakan dan kebenaran perintah Allah melahirkan sikap tidak taat kepada perintah Allah, dan sikap itulah yang mendahului tindakannya memakan buah terlarang. Manusia ingin menjadi seperti Allah yang tidak terbatas oleh apapun juga. Sesudah perempuan itu memakannya, kemudian ia menggoda sesamanya, yaitu suaminya dan memang suaminya pun ikut tergoda (I Tim. 2:14). Dosa pada manusia yang satu merambat menjadi dosa pada manusia yang lain. Karena itu, ada ungkapan, “dosa melahirkan dosa”. Dengan demikian, manusia telah menjadi budak dosa. Kepercayaan kepada Allah yang tadinya tulus dan murni berganti menjadi kesadaran akan kesalahan yang membawa ketidaktenteraman. Keharmonisan berubah menjadi perpecahan serta melahirkan mentalitas yeng melemparkan kesalahan kepada pihak lain (baca Kej. 3).
Sekarang bandingkanlah sikap Adam dan Hawa di atas dengan sikap Yesus ketika Ia dicobai di padang gurun (Mat.4:1-11). “Lalu datanglah si pencoba itu……… (ayat 3-4). Hidup tidak sekedar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi kita harus melakukannya dalam ketaatan kepada Allah. Ketika bangsa Israel tinggal di padang gurun dan Allah memberikan kepada mereka manna, banyak orang yang kuatir bahwa manna yang mereka kumpulkan tidak cukup untuk mereka sendiri. Sebagian orang mengumpulkan sebanyak-banyaknya. Namun, apa yang terjadi? Manna yang tersisa dari apa yang mereka kumpulkan ternyata berulat dan berbau busuk (Kel. 16:15-20). Jangan serakah! Inilah inti pesan yang dikatakan Yesus kepada iblis. Manusia harus hidup dalam ketaatan kepada firman Allah.

Evaluasi:
1.       Jelaskan mengapa manusia pertama jatuh ke dalam dosa!
2.       Jelaskan apa saja yang sering membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan menurut Matius 4:1-11!
3.       Tuliskan hal-hal yang sering membuat anak-anak seusiamu berbuat dosa dalam hidup sehari-hari dan jelaskan apa yang bisa mereka lakukan untuk menghindari godaan tersebut!
4.       Bagaimana tanggapanmu dengan ungkapan: “kita harus bangga karena kita adalah anak Allah”?


BAB XII
TINDAKAN ALLAH TERHADAP DOSA

Bahan Alkitab:
Kej. 3:8-9, 23-24, Luk. 15:1-10

Allah yang menciptakan dan memelihara manusia dengan penuh kasih adalah juga Allah yang adil dan bijaksana (Nahum 1:3). Setiap orang yang bersalah pasti dihukum, tetapi dalam penghukuman tersebut sungguh nyata kasih dan pengampunan-Nya. Tindakan Allah terhadap manusia berdosa adalah:

1.      Allah mencari dan memanggil manusia
Ungkapan “dimanakah engkau” tidak menunjuk kepada pengertian bahwa Allah tidak mengetahui dimana manusia saat itu berada dan apa yang telah mereka lakukan, tetapi justru hendak menjelaskan bahwa Allah sangat peduli dengan apa yang manusia lakukan dan alami. Tindakan Allah untuk mencari manusia ini adalah bukti kasih Allah yang berinisiatif untuk menyelamatkan manusia.

2.      Allah meminta pertanggungjawaban kepada manusia atas perbuatannya
Manusia tidak mampu mengatasi sendiri akibat yang ditimbulkan oleh dosa mereka. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah, tetapi Allah tidak pernah meninggalkan manusia. Allah tidak membiarkan dosa menggantikan kedudukan-Nya dalam hidup ciptaan-Nya. Ia member pengampunan kepada manusia, memelihara hidup dan merencanakan karya penyelamatan bagi manusia dan seisi alam yang telah ternoda oleh dosa manusia (Kej. 3:15). Rencana indah ini diwujudkan melalui kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus. Inilah konsistensi kasih Allah, bahwa Ia tidak hanya menciptakan, melainkan juga Ia memilahara dan bahkan mencari hyang hilang. Allah berinisiatif untuk memulihkan citra manusia yang terlanjur rusak karena dosa.

3.      Allah mengadili manusia
Perempuan akan mengalami kesakitan ketika melahirkan anak. Perempuan akan berahi kepada suaminya dan suaminya-pun akan berkuasa atasnya. Laki-laki akan mencari rezeki dengan susah payah dan mengalami banyak kegagalan dam hidupnya. Manusia harus keluar dari Taman Eden karena Allah mengusir mereka akibat dosanya. Dengan demikian, hubungan manusia dengan  Allah terputus (mati). Murka Allah adalah kemarahan yang kudus, yang benar dan pada tempatnya, dimana di dalamnya tidak ada dengki dan dendam (Mark. 3:5; 10:13-14). Kemurkaan Allah menuntun manusia kepada pertobatan yang sungguh-sungguh dan kesediaan untuk tidak melakukan dosa lagi.
Meskipun demikian, Allah juga menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang Mahakasih. Allah memberikan kabar gembira kepada manusia, seperti yang tertulis dalam Kej. 3:15 (baca – hafalkan).

4.       Evaluasi
a.       Tuliskan dengan singkat bagaimana tindakan Allah waktu manusia pertama jatuh ke dalam dosa!
b.      Jelaskan mengapa semua manusia berdosa!
c.       Ketika kamu melakukan kesalahan, apakah kamu yakin bahwa Allah mengampuni kamu? Dari mana keyakinan itu muncul?


BAB XIII
PERTOBATAN

Bahan Alkitab:
Mat. 3:8; Yoh. 3:3-8; Roma 6:12-14

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “bertobat” berasal dari akar kata “tobat” yang berarti sadar dan menyesal akan dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya; jera (tidak akan berbuat lagi). Bertobat adalah menyesal dan berniat memperbaiki perbuatan yang salah dan kembali kepada Tuhan.
“Pertobatan” dalam bahasa Yunani disebut metanoia yang berarti “perubahan 180 derajat”. Pertobatan berate perubahan hidup secara total, yang diwarnai oleh penyesalan dan tekad untuk meninggalkan kehidupan yang lama dan sama sekali menjalani kehidupan yang baru.
Mengapa perlu bertobat? Menurut Yoh. 3:3-7, dalam percakapan Yesus denga Nikodemus, Yesus menjelaskan bahwa tidak seorangpun dapat melihat dan masuk dalam kerajaan Allah kalau ia tidak dilahirkan kembali. Dilahirkan kembali, maksudnya adalah “bertobat” atau lahir dari Roh. Lahir dari Roh artinya hidup manusia dipimpin oleh Roh Allah sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan daging. Manusia yang belum bertobat adalah manusia yang masih hidup menurut keinginan daging. Keinginan daging yang dimaksudkan disebutkan dalam Galatia 5:19-21. Orang yang tidak mau bertobat tidak dapat mengasihi dan menyenangkan Allah, dan itu berarti ia tidak bersedia untuk dibarui sehingga tidak mungkin melakukan hal yang baik atau menghasilkan buah yang baik (baca – Mat. 7:18). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertobatan itu penting karena:
·         Yesus sendiri memerintahkan pertobatan tersebut (Mat. 4:17).
·         Bahwa dosa hanya bisa diampuni jika kita menyesalinya dan tidak melakukannya lagi (Yohanes 8:11).
·         Pertobatan sebagai syarat untuk menerima dan menjalani hidup baru (Luk. 13:3).
·         Dengan bertobat, manusia dituntun kepada kebenaran dan melakukan hal-hal yang berkenan dihadapan Allah (2 Tim. 2:25).
·         Pertobatan membawa keselamatan (2 Kor. 7:9-10).

Pertobatan merupakan suatu proses perubahan sikap yang akhirnya ditunjukkan melalui tingkah laku yang benar. Jadi, pertobatan yang benar adalah suatu tindakan manusia untuk berbalik dari perbuatannya yang jahat kepada kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan. Orang bertobat akan menunjukkan sikap bertobat dalam kehidupannya, yaitu memiliki kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, lemah lembut, mampu menguasai diri (Gal. 5:22-23 ).
Bagaimana bertobat yang benar?
-          Sadar dan mengakui bahwa dirinya adalah orang berdosa.
-          Mohon pengampunan kepada Tuhan.
-          Berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosanya dan menjalani hidup yang baru.

·         Evaluasi!
-          Apa artinya bertobat?
-          Tuliskan contoh perbuatan orang yang hidup mengikuti keinginan daging!
-          Bacalah Yohanes 3:3-7 dan daftarkan kembali apa saja yang Yesus percakapkan dengan Nikodemus!


BAB XIV
KABAR BAIK UNTUK KITA

Bahan Alkitab:
Matius 26:13

A.      Makna Injil – Injil dalam bahasa Yunani disebut euagelion, yang berarti kabar gembira, kabar sukacita. Kabar baik yang dimaksud adalah kedatangan Yesus Kristus untuk mengampuni/menebus dosa-dosa manusia (baca – Yoh. 8:1-11).

B.      Bukti-bukti kasih Allah kepada manusia
1.      Allah mencipta dan memelihara manusia
-  Kej. 1:1, pengertian langit dan bumi mencakup dunia besera segala isinya termasuk manusia.
-  Allah memelihara – Kej. 1:29.

2.    Allah menjanjikan keselamatan kepada manusia
a.  Kejadian 3:15                    
b.  Perjanjian dengan Nuh (Kej. 8:21-22, 9:1-17)
c.  Perjanjian dengan Abraham dan keturunannya               
d.  Allah menggenapi janji-Nya (Yoh. 3:16, Gal. 4:4-5)


PENYELAMATAN ALLAH DAN PERTOLONGAN MANUSIA

 Penyelamatan Allah berbeda dengan pertolongan manusia. Perbedaannya berkaitan dengan subjek, objek, dan sifatnya. Lihat bagan berikut:

No
Keterangan
Penyelamatan Allah
Pertolongan manusia
1
Subjek
Allah
Manusia
2
Objek
Seluruh aspek kehidupan manusia
Sebagian aspek kehidupan manusia


Dosa manusia
Bencana/bahaya yang dialami



manusia
3
Sifat
Kekal
Sementara

Subjek dan objek penyelamatan Allah adalah manusia. Objek penyelamatan Allah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek jasmani maupun rohani, termasuk dosa-dosa manusia.
Pertolongan manusia hanya menekankan pada aspek jasmani. Sifat penyelamatan Allah itu kekal, sementara pertolongan manusia hanya bersifat sementara.

Catatan:  1.   Penyelamatan Allah adalah penyelamatan manusia yang telah jatuh ke dalam 
                       dosa yang dikerjakan oleh Allah sendiri.

2.      Hakekat penyelamatan Allah adalah tindakan Allah untuk mengembalikan manusia ke dalam hubungan yang benar dengan-Nya.



BAB XV
KARYA ALLAH DALAM YESUS KRISTUS

Bahan Alkitab:
Yohanes 14:6

Karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus merupakan puncak dari seluruh penyataan Allah. Bisa saja seseorang merasakan kehadiran Allah melalui alam semesta, melalui kelahiran dan pemeliharaan hidup manusia, tetapi ia tetap tidak merasakan kebutuhan untuk penyelamatan yang diperoleh melalui Yesus Kristus.
Allah yang telah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir menuju Kanaan juga melepaskan manusia dari perbudakan dosa menuju kehidupan yang kekal melalui pengorbanan Yesus. Usaha apapun yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan keselamatan tidak akan pernah tercapai karena penyelamatan adalah inisiatif Allah. Keselamatan yang diberikan Allah bukan berdasarkan usaha manusia melalui amal atau kebaikan, tetapi semata-mata karena kasih-Nya, karena itu keselamatan merupakan Anugerah Allah (Ef. 2:8-9). Namun, itu tidak berarti kita tidak perlu berbuat baik. Berbuat baik adalah wujud ungkapan syukur kita atas anugerah Allah. Keselamatan sudah dijanjikan Allah sejak manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3:15); Ia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia. Kelahiran Yesus yang dikenal sebagai peristiwa ‘Natal’ merupakan awal penggenapan janji dan karya penyelamatan Allah kepada manusia. Yesus diutus ke dunia untuk membebaskan umat dari dosa yang selama ini membelenggu manusia sehingga manusia kembali hidup dalam persekutuan dengan Allah. Itulah karya penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus.
Setiap orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, dipanggil untuk meneladani dan melakukan kehendak-Nya. Kesetiaan untuk melakukan kehendak Allah inilah yang merupakan wujud nyata dari gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia. Alkitab menjelaskan bahwa setiap orang yang menjadi milik Kristus juga menjadi milik Allah, sehingga:
·         Setiap orang yang telah menjadi milik Kristus, meninggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus dibarui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol. 3:1-11).
·         Setiap orang yang telah dibaptis dan mengenakan Kristus adalah milik Kristus, berhak menerima janji Allah (Gal. 3:26-29).
·         Dalam Kristus, segala sesuatu menjadi baru dan Allah memilih dan menempatkan orang-orang beriman sebagai gambar dan rupa Allah ( II Korintus. 5:17; Roma 8:29; Wahyu 21:5).

Evaluasi
1.      Jelaskan pandangan keselamatan menurut agama Kristen!
2.      Menurutmu, apakah kamu memerlukan Yesus sebagai Juruselamat? Mengapa demikian?

Catatan:
-          Para penganut ‘materialisme’ beranggapan bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan materi (harta kekayaan) sebanyak-banyaknya.
-          Para penganut ‘nomisme’ berusaha mendapatkan keselamatan dengan cara melakukan hukum-hukum agama dengan sebaik-baiknya.
Kedua paham tersebut tidak sesuai dengan pandangan iman Kristen. Paulus mengingatkan jemaat Galatia, bahwa tidak seorangpun dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus (Gal. 2:16).


BAB XVI
BAPTISAN KUDUS

Bahan Alkitab:
Mat. 3:13-17; 28:19-20
Kis. 2:38

Gereja-gereja Protestan mengakui ada dua sakramen yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus. Sakramen, berasal dari kata Latin, sacramentum. Kata sacramentum berakar pada kata sacr, sacer yang berarti “kudus”, “suci”. Kudus dalam pengertian orang Yahudi berarti sesuatu yang telah dikhususkan, dipisahkan tersendiri untuk Allah. Dengan demikian, sakramen mengandung arti bahwa apa yang dilakukan adalah tanda khusus yang dipergunakan oleh Allah untuk menyatakan maksud-Nya.
Salah satu tugas yang terkandung dalam “amanat agung” adalah “membaptis” (Mat. 28:19-20). Berarti baptisan bukan perintah dan persyaratan yang dibuat oleh manusia atau gereja, melainkan peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
Baptisan dalam bahasa Yunani baptizo berarti diselamkan, dicelupkan. Dalam Kel. 30:17-21, baptizo berarti, mencuci, membersihkan. Dalam baptisan ini, air digunakan sebagai simbol pembasuh dan pembersih. Selanjutnya dalam Perjanjian Baru dijelaskan bahwa di dalam baptisan, orang berdosa ikut mati bersama Kristus dan ikut bangkit pula bersama kebangkitan Kristus (Roma 6:3-5).
Jadi melalui baptisan, orang berdosa diberikan simbol “dibersihkan” dari dosa (manusia lama) untuk masuk ke dalam suatu kehidupan baru bersama Kristus. Baptisan merupakan pengakuan dan kesaksian seseorang dihadapan Tuhan dan jemaat-Nya, bahwa ia percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan Juruselamatnya secara pribadi (Roma 10:9-10), telah bertobat dan menerima pengampunan dosa, serta bersedia menempuh kehidupan yang baru (Kis. 2:38, Yoh. 3:3, Roma 6:1-14), dan diterima menjadi anggota gereja untuk masuk dalam persekutuan orang percaya (Mat. 28:19; I Kor. 12:13).
Apa yang menjadi syarat bagi seseorang agar dapat dibaptis? Pertama, percaya - bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Kedua, bertobat - seperti yang disampaikan dalam Mark.1:4-5; Kis. 2:38.

Catatan: Perintah Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20, biasa dikenal dengan istilah “amanat agung”

Evaluasi:
1.      Tuliskan ari baptisan dalam bahasa Yunani!
2.      Jelaskan mengapa orang perlu dibaptis!
3.      Jelaskan makna baptisan!
4.      Ceritakan dengan singkat cara membaptis yang pernah kamu ikuti atau lihat!
5.      Bagaimana tanggapanmu tentang cara membaptis: antara baptis percik dan selam?


BAB XVII
MENANGGAPI PENYELAMATAN AALAH

Bahan Alkitab:
Lukas 17:11-19

A.        Respons atas penyelamatan Allah
Dalam pembelajaran sebelumnya telah membahas penyelamatan Allah terhadap manusia berdosa. Allah berkenan menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus yang menyerahkan diri-Nya mati disalib untuk menebus dosa manusia. Bagaimanakah manusia menanggapi pengorbanan Tuhan Yesus tersebut? Ada dua hal sikap manusia dalam menanggapi keselamatan dari Allah, yaitu: pertama, menolak (menghujat) penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus dan kedua, menerima (percaya) penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
“Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati” (Yakobus 2:17, 26). Itu berarti bahwa iman yang adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan mata harus dinyatakan dalam perbuatan yang dapat dilihat dengan mata. Demikian juga dalam kaitannya dengan respons atau sikap terhadap penyelamatan Allah, yaitu sikap percaya juga harus dinyatakan dalam perbuatan. Tanggapan terhadap penyelamatan Allah itu dapat dilakukan melalui ucapan syukur dan ibadah.

B.        Ucapan syukur
Alkitab memuat banyak nasehat, anjuran, perintah, seruan, dan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan. Terlebih dalam Kitab Mazmur, hamper pada setiap pasal, kita menemukan hal tersebut. Salah satu contoh adalah “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” Mazmur 106:1; 107:1; 118:1,29; 136:1. Daud memberikan alas an untuk bersyukur kepada Tuhan, yaitu karena Tuhan itu baik dan kasih setia Tuhan itu selama-lamanya (kekal).
Bagaimanakah menyatakan ucapan syukur kepada Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari? Ada dua cara, yaitu dengan ucapan atau perkataan dan dengan perbuatan.
1.      Ucapan syukur dengan perkataan.
Ada syarat agar kita dapat mengucap syukur kepada Tuhan yaitu dalam diri kita harus ada kesadaran (kita membutuhkan pertolongan dari pihak lain) dan harus ada keyakinan bahwa kita bisa keluar dari masalah kehidupan karena ada pertolongan dari pihak lain.
2.      Ucapan syukur dengan perbuatan.
Contoh: Kesepuluh orang kusta – baca Lukas 17:11-19

C.        Ibadah
Ibadah merupakan perbuatan yang dilakukan oleh semua pemeluk agama apapun, bangsa manapun, di masa kapanpun di dunia ini. Caranya berbeda-beda. Namun, pada intinya sama, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk menyatakan baktinya kepada Tuhan. Dari sini, munculah istilah kebaktian, yaitu perbuatan untuk menyatakan baktinya kepada Tuhan.
Dalam kehidupan gereja sekarang ibadah dipahami sebagai “cara orang-orang percaya secara bersama-sama mengungkapkan dan menikmati hubungan dengan Allah, berdasarkan penyelamatan yang mereka alami, dalam bentuk dramatis simbolis”.
Pada umumnya, ibadah dipahami sebagai kegiatan yang dilakukan oleh jemaat dalam gedung gereja pada setiap hari minggu, atau di hari-hari lain. Namun, jika kita membaca Alkitab, sebenarnya ibadah itu tidak terbatas pada hal itu saja – baca Yakobus 1:27. Kengunjungi yatim piatu dan janda-janda yang berada dalam kesusahan, kita dating membantu kesulian mereka – ini adalah ibadah dalam bentuk perbuatan dan dilakukan diluar gedung gereja. Dengan demikian, ibadah dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu ibadah ritual yang berarti ibadah yang dilakukan di dalam gedung gereja (upacara ibadah), dan ibadah aksional yaitu ibadah yang dilakukan diluar gedung gereja (perbuatan).

D.       Evaluasi
1.      Jelaskan macam-macam tanggapan terhadap penyelamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus!
2.      Hal mengucap syukur dapat dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Jelaskan dengan menggunakan contoh-contoh konkret!



Minggu, 30 Oktober 2011

Materi PAK Kelas VII semester 1

BAB I
MANUSIA SEBAGAI GAMBAR DAN RUPA ALLAH

Bahan Alkitab: Kejadian 1:26-30; 2:7; 3:14-19; Maz. 8

1.      Arti gambar dan rupa Allah
Dalam bahasa Ibrani sebagai bahasa asli PL, kata “gambar” adalah tselem yang berarti gambar, patung, model yang asli. Sedangkan “rupa” disebut dengan istilah demuth yang berarti salinan, tembusan yang asli. Dalam bahasa Yunani yang merupakan bahasa asli PB, “gambar” disebut dengan istilah eikoon yang berarti bentuk yang asli atau perwujudan yang dilukiskan, yang tampak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia , “gambar” berarti tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dll.) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas, lukisan. “Gambaran” adalah hasil menggambar, bayangan, uraian, keterangan, penjelasan. “Rupa” diartikan sebagai keadaan yang tampak diluar, tampang muka, wujud atau apa yang tampak (kelihatan), bentuk.
2.      Manusia adalah mahkota ciptaan Allah
Manusia diciptakan pada hari keenam. Manusia diciptakan dengan cara yang berbeda dengan ciptaan lain, dimana dalam menciptakan alam Allah hanya berfirman dan jadilah seperti yang difirmankanNya. Sebaliknya, manusia diciptakan Allah dengan menggunakan debu tanah dan kemudian diberi nafas. Hal ini yang membuat manusia berbeda dengan ciptaan lainnya, dan sekaligus menempatkan manusia sebagai “mahkota ciptaan Allah”. Kalau ciptaan lainnya dinilai Allah sebagai yang baik (Kej. 1:10), maka manusia dinilai sebagai yang “amat baik” (Kej. 1:31).
3.      Makna manusia sebagai gambar dan rupa Allah
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti:
  1. Manusia memiliki citra atau sifat-sifat Allah seperti: mengasihi, sabar, memiliki kehendak, pikiran, keinginan, pengetahuan, kebenaran, perasaan. Allah memiliki sifat mencipta dan memelihara ciptaanNya. Tetapi Allah juga dapat menghukum ciptaanNya bila melakukan pelanggaran (Kej. 3:14-19). Kedua sisi ini hendaknya dipahami dengan benar bahwa kecenderungan Allah dalam mencipta, memelihara dan mengasihi ciptaanNya lebih besar daripada keinginanNya untuk menghukum yang bersalah.
b.      Manusia diberi tanggung jawab untuk mengolah bumi, berkuasa dan memelihara ciptaan Allah yang lain. Tanggung jawab ini hanya diberikan kepada manusia bukan kepada ciptaan lainnya. “Berkuasa” di sini tidak boleh diartikan, bahwa manusia dapat menggunakan kuasanya dengan bebas. Sebaliknya, ini berarti manusia mendapat tugas untuk mengatur seluruh alam dan kehidupan di muka bumi ini.
  1. Manusia tidak bisa terlepas dari keterkaitannya sebagai milik Allah. Manusia dituntut untuk hidup sesuai dengan kehendakNya dan ini hendaknya tercermin baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan lingkungan dan alam semesta ini. Manusia tidak bisa hidup untuk dirinya sendiri (manusia = makhluk sosial), karena semua kebutuhannya dipenuhi oleh keberadaan ciptaan Allah lainnya, mulai dari udara, air, tumbuhan, binatang, bahkan manusia lainnya.
Dalam keterkaitannya dengan Allah, manusia mempunyai hubungan yang khusus dengan Allah, yaitu manusia adalah makhluk yang dapat bergaul dengan Allah dan hal ini tidak ada pada ciptaan yang lain. Hal ini sangat istimewa, melalui hubungan khusus ini manusia dapat mengetaui dengan baik, apa yang dikehendaki Allah darinya secara pribadi.
4.      Tanggung jawab manusia sebagai gambar dan rupa Allah
Gambar dan rupa Allah yang ada pada manusia hendaknya terwujud dalam hidup manusia melalui ketaatannya dalam melakukan kehendak Allah. Menurut Kej. 1:28; 2:7, manusia diberi tanggung jawab untuk mengolah dan memelihara seluruh ciptaan Allah. Tanggung jawab disini berarti melakukan perbuatan-perbuatan yang bukan hanya menguntungkan dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan dan berkat bagi sesama dan lingkungannya.misalnya: menolong orang yang mengalami musibah. Akhirnya hal ini menjadi bukti dan teladan bagi sesamanya, sehingga gambar dan rupa Allah yang ada padanya menjadi nyata dan dirasakan oleh setiap orang melalui cara berpikir, bertutur kata dan berbuat, yang tujuan akhirnya adalah memuliakan Allah.

  • Evaluasi
1.      Sebutkan apa saja yang kamu ketahui mengenai manusia sebagai gambar dan rupa Allah!
2.      Apakah kamu setuju manusia disebut sebagai mahkota ciptaan Allah? Mengapa?

BAB II
MANUSIA DIBERI MANDAT UNTUK BERKARYA

Bahan Alkitab: Kejadia 1:28-30

Mandat adalah perintah yang diberikan oleh seseorang/lembaga kepada orang/lembaga lain untuk dilaksanakan.

1.      Manusia adalah mandataris Allah
Kata “mandataris” berarti orang yang menerima (diserahi, menjalankan) mandat. Jadi, manusia sebagai penerima mandat dari Allah berarti manusia diberi kuasa atau kewenangan oleh Allah untuk menjalankan perintah-perintahNya (berkarya sesuai dengan kehendak Tuhan). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan mandat Allah tersebut:
  1. Manusia diberi tugas untuk mengelola bumi sebagai pelaksana mandat Allah.
  2. Manusia harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, bukan sebagai beban.
  3. Manusia menyatakan anugerah yang telah diterimanya kepada ciptaan lain.

2.      Allah melengkapi manusia dengan akal budi untuk melaksanakan mandatNya
Pada kenyataannya, Allah memberikan mandat kepada manusia untuk dilaksanakan di dunia ini. Ini berarti bahwa, manusia sebagai wakil Allah dalam dunia ini harus menyadari dan melaksanakannya. Mandat tersebut hanya bisa dilaksanakan karena Tuhan melengkapi manusia dengan potensi rasional dan memampukan manusia untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan perintah Tuhan. Inilah salah satu keunikan manusia jika dibandingkan dengan ciptaan lain.

3.      Mandat sebagai anugerah Allah
Mandat yang diberikan Allah kepada manusia bukan beban, melainkan anugerah/karunia. Inilah yang harus disadari manusia. Dunia dan makhluk-makhluk lainnya diserahkan kepada manusia supaya dikuasai, ditaklukkan, dan dimanfaatkan oleh manusia (Kejadian 1:28-30). Dengan demikian, manusia adalah wakil Allah di dunia ini. Manusia menjadi pengurus dan pekerja di dalam dunia ini. Tuhan membutuhkan manusia untuk melakukan dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaanNya (Kejadian 2:6). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mandat yang diberikan kepada manusia merupakan anugerah.

Evaluasi:
  • Apakah yang dimaksud dengan mandat?
  • Sebutkan lima contoh tindakan yang menunjukkan bahwa manusia telah melaksanakan mandat Allah!
  • Sebagai pelajar, apakah kamu juga menerima mandat dari Allah? Apakah mandat tersebut?











BAB III
KEBESARAN ALLAH

Bahan Alkitab: Pengk. 3:11; Maz. 40, 78, dan 104

“Kebesaran” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sifat (keadaan besar); kehormatan; keluhuran; kemegahan; kemuliaan; kejayaan; keagungan; tanda-tanda yang menyatakan ketinggian martabat atau pangkat. Dengan demikian “kebesaran Allah” adalah ungkapan yang menjelaskan kemuliaan, keagungan, kehormatan dsb untuk menggambarkan keadaan Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan kebesaran manusia atau sesuatu yang besar didunia ini. Berikut adalah tanda-tanda kebesaran Allah:

4.      Allah Sang Pencipta
Kemahakuasaan Allah jelas dari karya ciptaanNya. Bukan saja dari yang tiada menjadi ada, melainkan juga dalam keteraturan dan kebesaran ciptaanNya. Setiap orang dapat belajar mengenai kebesaran Allah melalui alam dan pengalamannya.

5.      Allah Sang Sumber Kehidupan
Setelah Allah menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak tinggal diam, melainkan terus bekerja, berkarya dan memelihara kelangsungan hidup ciptaanNya, karena kehidupan seluruh ciptaan, khususnya manusia bergantung sepenuhnya kepada Allah. Ini berarti bahwa Allah berdaulat atas kehidupan dan tujuan hidup kita. Bukti nyata pemeliharaan Allah adalah manusia diberi kelebihan/talenta berupa tenaga, kepandaian, dan akal budi serta menyediakan alam semesta sebagai bahan dasar yang harus diolah untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia.

6.      Allah Sang Penyayang dan Pengasih
Tidak ada manusia berdosa yang pernah melihat wajah Allah (Kej. 33:10). Namun, Allah menyatakan kasih melalui perbuatanNya yang penuh kemurahan kepada manusia. Penyataan dan perwujudan sifat Allah yang Penyayang dan Pengasih telah diwujudnyatakan dalam perjalanan dunia ini. Misalnya, pembebasan bagsa Israel dari tanah Mesir dan keselamatan keluarga Nuh dari air bah. Kedua peristiwa tersebut merupakan bagian dari kebesaran dan kasih sayang Tuhan yang telah dinyatakan.

7.      Allah Sang Pelindung
Dalam perjalanan hidupnya, manusia tidak pernah lepas dari perlindungan Allah. Pemazmur memandang Allah sebagai tempat perlindungan bagi hidupnya. Pada Allah  ada kekuatan, penghiburan, serta uluran kasih Allah yang dinyatakan kepada manusia. Inilah bukti bahwa Allah merupakan sumber perlindungan kita yang sejati.

8.      Allah Sang Pengampun
Anugerah Allah terus nyata dalam keberlangsungan dunia ini, walaupun dunia telah dilumuri oleh dosa manusia. Allah menghadirkan pendamai antara Allah dan manusia melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus, Allah telah mendamaikan diriNya dengan manusia. Ia mengorbankan AnakNya yang tunggal demi keselamatan dan pengampunan bagi dosa manusia. Hal ini merupakan anugerah terbesar yang telah diberikan Allah bagi manusia dan dunia ini.

Evaluasi:
  1. Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apa yang kamu pahami tentang kebesaran Allah!
  2. Tuliskan dua contoh kebesaran Allah yang kamu alami dalam hidup sehari-hari!
  3. Jelaskan mengapa kebesaran Allah tidak dapat disejajarkan dengan kebesaran manusia!
  4. Tuliskan contoh sikap yang diwujudkan oleh  orang yang tidak mengakui kebesaran Allah!







BAB IV
KETERBATASAN MANUSIA

Bahan Alkitab: Tawarikh 15:7

Keterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia tetap memiliki keterbatasan.


a.       Memahami keterbatasan manusia
Ketika Allah menciptakan dunia beserta isinya, manusia diciptakan secara sempurna oleh Tuhan sebagai makhluk yang mulia. Manusia dilengkapi dengan akal budi dan pikiran yang sempurna. Namun, dalam perjalanan hidup selanjutnya, manusia tidak mampu menjalani perintah yang telah diberikan oleh Tuhan, akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa. Dosa tidak hanya menjadi pelanggaran terhadap perintah Tuhan, tetapi juga merupakan sikap pemberontakan manusia terhadap otoritas Allah. Sebagai penerima mandat Allah, manusia tidak mampu menjalankan seluruh perintah Allah, sehingga tetap berada dalam keterbatasannya.

b.      Menyadari bahwa setiap orang memiliki keterbatasan
Pemahaman akan keterbatasan manusia membawa manusia pada sebuah kesadaran bahwa ia terbatas. Tanpa adanya kesadaran tersebut, manusia tidak akan menyadari dirinya yang sesungguhnya. Manusia harus berada pada sebuah pemikiran bahwa ia hanyalah manusia terbatas yang memiliki kelemahan dan kekurangan. Kelemahan dan kekurangan yang dimiliki bukanlah sebuah halangan ataupun alas an bagi manusia untuk berkarya dalam dunia ini.
Allah masih memiliki rencana indah bagi setiap manusia, meskipun kita memiliki keterbatasan. Manusia mempunyai potensi untuk memperbaiki hubungan dengan Allah, sesame, dan ciptaanNya. Alkitab tidak mengakhiri kesaksianNya dan meninggalkan manusia dalam kegelapan dan tidak berpengharapan. Alkitab menyaksikan bahwa ada perdamaian dengan Allah. Allah tetap mengasihi manusia, asalkan mau memperbaiki dan menyadari setiap keterbatasannya.


Evaluasi:
  1. Apakah yang dimaksud dengan keterbatasan manusia?
  2. Hal-hal apakah yang membuat manusia terbatas?
  3. Sebutkan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh manusia!
  4. Bagaimana caranya manusia menghadapi keterbatasan yang dimiliki?
  5. Bagaimana pendapatmu mengenai keterbatasan yang dimiliki oleh manusia maupun alat yang diciptakan oleh manusia?













BAB V
KEBESARAN ALLAH DAN KETERBATASAN MANUSIA

Bahan Alkitab: Keluaran 14:15-31

·         Kebesaran Allah adalah ungkapan yang menjelaskan kemuliaan, keagungan, kehormatan dsb untuk menggambarkan keadaan Allah yang tidak dapat dibandingkan dengan kebesaran manusia atau sesuatu yang besar didunia ini.

·         Keterbatasan manusia adalah Keterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia.

Dalam keseluruhan isi Alkitab, Allah telah membuktikan segala karyaNya. Kebesaran Allah dapat kita lihat melalui:

c.       Penciptaan dunia yang sangat sempurna. Dengan menyaksikan keindahan alam yang sempurna, kita mengakui kekuasaan Allah yang begitu besar.

d.      Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupaNya. Manusia diciptakan dengan sangat mulia dan Allah menjadikan manusia sebagai kawan sekerjanya untuk mengolah alam ciptaanNya.

e.      Allah menyediakan pengampunan bagi manusia sejak jatuh ke dalam dosa hingga saat iniallah mengampuni manusia, meskipun ia telah jatuh ke dalam dosa. Karya Allah yang besar dan agung tidak sampai disini saja. Ketika manusia terus berbuat dosa dan dunia tidak mampu diselamatkan oleh siapapun, Allah menyediakan keselamatan melalui Yesus Kristus. Inilah kebesaran Allah yang sangat luar biasa. Mampukah kita menandinginya?

Keterbatasan berarti keadaan terbatas yang dimiliki oleh manusia. Dalam menghadapi keterbatasan yang dimiliki, manusia seharusnya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah bahwa Allah mampu memberi kekuatan kepada manusia untuk menghadapi keterbatasan yang dimiliki.

Evaluasi:

  1. Kebesaran Allah adalah ….
  2. Keterbatasan manusia adalah ….
  3. Kebesaran Allah dapat kita lihat melalui ….
  4. Apakah yang harus dilakukan manusia dalam menghadapi keterbatasannya?










BAB VI
PERISTIWA KELAHIRAN SEBAGAI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: Mazmur 22:9-10

Peristiwa kelahiran merupakan hal yang sangat sering kita dengar maupun saksikan. Kelahiran seorang anak merupakan kebahagiaan bagi keluarga. Bahkan sebagian besar keluarga mengadakan syukuran atas kelahiran seorang anak dalam keluarga mereka.
Ketika seseorang lahir, ia belum tahu apa-apa. Namun, apapun alasannya, ia dilahirkan kedunia agar mempunyai makna di hadapan Tuhan dan menikmati hidup sebagai anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepadanya. Setiap manusia diberikan kesempatan untuk menikmati berkat Tuhan, seperti menghirup udara, menikmati terang, menikmati air, dapat berkomunikasi dengan sesamanya dan sebagainya.
Kelahiran seorang bayi dan proses-proses terbentuknya janin dalam kandungan dapat dijelaskan secara biologis (manusia lahir karena pertemuan antara sel sperma dan sel telur). Namun, ada beberapa bagian dari peristiwa itu yang tidak dapat dijelaskan oleh akal budi manusia, seperti kutipan-kutipan di bawah ini:

Yvone Ntimoah (29) yang mengambil gambar bayi perempuannya yang baru berusia 31 minggu mengatakan, “Ini sangat fantastik. Tangan yang sebelumnya menutupi wajah, tiba-tiba terbuka, dan kami bisa melihat tersenyum.” Sementara Kate Blackwell (29), yang hamil selama 27 minggu menambahkan, “Suamiku, Paul, dan aku dapat menyaksikan setiap gerak-gerik bayi kami.” Meskipun demikian, ahli kandungan lain, Maggie Blott, memiliki pendapat yang berbeda. Ia masih tidak percaya kalau bayi dapat tersenyum di dalam Rahim ibunya (litbang, berbagai sumber).

Semua proses dari awal pembentukan janin sampai dengan kelahiran merupakan karya Allah dalam kehidupan manusia. Hanya Allah yang dapat menghembuskan nafas kehidupan dalam tubuh manusia. Dalam Alkitab, kita dapat menemukan betapa besar karya Allah yang mengadakan kehidupan manusia. Salah satu contoh adalah kehamilan Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis. Padahal, secara biologis, Elisabet tidak dapat mengandung karena mandul. Selain itu, Elisabet dan suaminya, Zakharia, sudah berusia lanjut. Hal itu menunjukkan pada kita bahwa tiada yang mustahil bagi Allah dan semua yang terjadi dalam kehidupan manusia berada dalam kekuasaan Allah.
Dalam sejarah kelahiran beberapa tokoh Alkitab seperti Musa, Samuel, Ishak dan Yesus, kita membaca bahwa dalam kelahiran setiap orang, Allah selalu punya maksud dan rencana, baik dalam kehidupan pribadinya maupun bagi orang lain (bacalah Luk. 1-2; 1 Sam. 1; Kel. 2:1-10). Pencatatan silsilah dalam Alkitab menunjukkan bahwa setiap generasi, setiap pribadi yang lahir selalu terhitung dan punya makna di mata Tuhan.
Ungkapan pemazmur dalam Maz. 139:13-16 biarlah menjadi ungkapan syukur kita semua sekaligus wujud pengakuan kita tentang keajaiban penciptaan manusia oleh Tuhan yang Mahakuasa.

Tugas:
Bacalah Maz. 139:13-16 dan catat ayat mana yang berkesan! Berilah penjelasan mengapa ayat tersebut berkesan untukmu!







BAB VII
KARYA ALLAH DALAM KESEMBUHAN PENYAKIT

Bahan Alkitab: Matius 9:12

Sepanjang hidupnya, setiap manusia pasti pernah merasakan sakit. Penyakit itu sangat berpengaruh terhadap manusia, tidak hanya secara fisik tetapi meluas sampai pada mental, bahkan kepribadiannya. Apabila kita telah mengetahui bahwa penyakit bias menyerang siapa saja, penting bagi kita untuk menjaga kesehatan karena seorang yang sehat berarti dia dapat berfungsi sebagai manusia seutuhnya.
Jika kita memperhatikan seseorang yang sakit atau bahkan ketika kita sendiri yang sakit, kita akan menemukan keadaan seperti berikut:
a.    Seorang yang sakit bergantung pada orang lain, tidak lagi berdiri sendiri.
b.    Seorang yang sakit merasa takut, yang pada hakekatnya adalah takut akan kematian.
Takut akan kematian sering kali mengganggu pikiran orang yang sedang sakit. Ketakutan akan kematian merupakan suatu kenyataan bagi manusia, dan dengan adanya ketakutan itu manusia dapat lebih menghayati kegembiraan dan syukur bahwa Tuhan mau melepaskannya dari ketakutan itu.
c.    Orang sakit mempunyai banyak waktu luang, sehingga ia merenung dan bergumul.
Jika tidak sakit, mungkin kita tidak akan pernah merenungi dan menggumuli kehidupan kita dan mengakui campur tangan Tuhan di dalamnya. Roh Kudus sering menggunakan penderitaan untuk membawa mereka yang belum selamat kepada-Nya. Penderitaan bagi pengikut Kristus dapat diartikan sebagai peningkatan iman kita dan untuk membentuk karakter kita (Ibrani 12:11),

Setelah beberapa lama terbaring sakit, seseorang biasanya mengalami kesembuhan (bias terjadi karena bantuan obat-obatan, penanganan para medis dan orang-orang yang merawatnya). Namun, tidak ada satu manusia pun yang dapat menjawab dengan tepat mengapa terjadi kesembuhan. Hal ini menunjukkan betapa berkuasanya Allah dalam kehidupan kita. Dia dapat menggunakan apapun untuk menyatakan kuasa-Nya, baik melalui obat-obatan yang dipakai, tenaga medis dan perawatan orang-orang terdekat kita, seperti yang tertulis dalam Roma 8:28, yaitu:

“Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

Kesehatan berarti suatu keadaan di mana seseorang dapat berfungsi sebagai manusia seutuhnya. Penyakit yang diderita seseorang akan mempengaruhi fisik, mental, bahkan kepribadiannya. Namun, penyakit membuat kita tidak bias menolak kenyataan bahwa kita membutuhkan orang lain.

Soal-soal latihan:
1.    Apakah manfaat sakit bagi penderitanya?
2.    Apakah seseorang harus mengalami sakit terlebih dahulu agar bias bersyukur kepada Tuhan? Mengapa?
3.    Bagaimana kamu merasakan campur tangan Tuhan dalam kesembuhan dari sakit yang pernah kamu derita? Apakah yang kemudian kamu lakukan?




BAB VIII
KEMATIAN SEBAGAI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: II Korintus 1:10

Kematian adalah peristiwa yang terjadi pada setiap manusia, tanpa pandang bulu. Kematian membuat yang tinggi dan yang rendah berkedudukan sama. Kematian dapat terjadi kapan pun tanpa kita duga. Manusia cenderung menolak kenyataan tentang kematian.

Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga macam kematian dan perbedaannya jelas.
·  Pertama, kematian fisik atau keterpisahan jiwa dan tubuh. Kematian tubuh ini ditunjukkan dalam Ibrani 9:27, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja”.

·  Kedua, kematian rohani yang berarti terpisahnya jiwa dari Tuhan, dimana Paulus berkata kalau mereka (orang belum percaya) “mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu” (Efesus 2:1), dan “jauh dari hidup persekutuan dengan Allah” (Efesus 4:18).

·  Ketiga, ada kematian kekal atau terpisah selamanya dari Tuhan. Semua yang memderita kematian kekal berada dalam keadaan sadar, tetapi “akan mejalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya” (II Tes. 1:9). Mereka “akan mendapat bagian mereka didalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Wahyu 21:8).

Sebagai orang Kristen, seharusnya kita berserah diri secara total kepada kasih Allah. Penyerahan diri ini terjadi bukan karena kehidupan tidak berharga lagi, tetapi karena Allah dapat diandalkan. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, seharusnya kita tidak takut pada kematian. Mengapa? Karena Tuhan Yesus telah bangkit, sehingga ibarat benih, Ia bangkit dari kematian dan bertumbuh menjadi tunas yang menghidupkan. Oleh kebangkitan-Nya, kuasa kematian telah dikalahkan dan Ia memberi kepastian bagi manusia yang mati dalam iman kepada-Nya untuk beroleh hidup yang kekal. Ini berarti bahwa sebenarnya manusia tidak layak untuk dibangkitkan bersama Yesus Kristus karena dosa-dosanya. Namun, karena kasih karunia Allah, manusia dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan, yaitu dibangkitkan bersama Yesus Kristus dan mengalami kehidupan kekal di surga bersama-Nya. Sekali lagi, semua hanya karena kemurahan Allah bagi kita.
Kematian telah menjadi bagian dari kehidupan manusia dan hal itu tidak dapat dihindari. Kehidupan manusia di dunia ini ada batasnya, tetapi kehidupan setelah kematian bersifat kekal. Orang yang mati dalam  iman kepada Tuhan Yesus, kelak akan dibangkitkan bersama-Nya. Itulah anugerah Allah kepada kita dan sekaligus menjadi kekuatan bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, sehingga kita tidak perlu takut menghadapi kematian.

Soal-soal latihan:
1.    Jelaskan perbedaan antara kematian tubuh, kematian rohani dan kematian kekal!
2.    Mengapa kita tidak perlu takut menghadapi kematian?
3.    Bagaimana seharusnya orang Kristen menghadapi kematian?




BAB IX
DIRIKU SEBAGAI BAGIAN DARI KARYA ALLAH

Bahan Alkitab: Roma 6:6

Lihatlah dirimu saat ini! Kamu pasti menyadari bahwa banyak yang berubah. Kamu tidak lagi disebut balita, tetapi remaja. Ketika memasuki usia remaja, kamu akan mengalami perubahan-perubahan yang cukup mencolok dibandingkan masa kanak-kanak. Postur tubuh tidak sama lagi seperti anak-anak.
Di balik semuanya, pernahkan kamu berpikir bahwa Allah turut berkarya dalam kehidupanmu? Kamu lahir dengan selamat dan berada dalam keadaan baik sampai saat ini. Saat kamu sakit, Allah juga turut berkarya melalui kesembuhanmu. Saat kamu bersedih, Allah juga berkarya mengobati kesedihanmu dengan memberikan orangtua dan orang-orang yang kamu kasihi. Bukankah hal itu menunjukkan bahwa kamu ada oleh karena karya-karya Allah yang dinyatakan di dalam dirimu?
Sebagai seorang remaja, kamu mulai berhadapan dengan berbagai macam tantangan dari lingkunganmu. Ada berbagai pilihan disekitarmu. Pilihan tersebut ada yang baik dan ada pula yang akan menjerumuskanmu ke hal-hal yang tidak baik. Narkoba, minuman keras, seks bebas, dan perkelahian adalah contoh hal-hal tidak baik. Ketika kamu mencobanya, ada ganjaran yang akan kamu terima. Namun, ada pula hal-hal yang membuka kesempatan bagimu untuk berkreasi dan mengembangkan diri, misalnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dan mengikuti berbagai kursus. Mana yang menjadi pilihanmu?
Dalam 1 Korintus 3:16, dikatakan bahwa kita ini adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita. Seperti layaknya membersihkan, merawat, dan menjaga barang kesayangan kita, demikian pula kita melakukan hal yang sama terhadap diri kita. Mungkin kita memiliki kekurangan yang membuat kita merasa malu. Namun, bukankah Allah juga telah memberikan kelebihan-kelebihan dalam diri kita masing-masing? Semua yang ada dalam diri kita merupakan karya Allah yang sangat luar biasa. Untuk itu, rasa syukur harus selalu ada dalam hati dan pikiran kita sebab kita semua adalah karya Allah yang sempurna dan berharga di mata-Nya.

“Kesadaran bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kita, menyadarkan akan karya Allah yang luar biasa dalam kehidupan kita. Kelebihan dan kelemahan kita hendaklah menjadikan kita lebih bersyukur kepada Tuhan sebab Ia tetap memandang kita sebagai makhluk yang berharga dan mulia di hadapan-Nya meskipun kita sering gagal”.

Soal-soal latihan:
1.    Apakah manfaat kelebihan atau bakat yang kamu miliki untuk kamu sendiri?
2.    Bagaimana kelebihan atau bakatmu bias mendatangkan manfaat bagi orang lain?
3.    Bagaimana cara kamu menyikapi atau menghadapi kekurangan-kekurangan yang ada di dalam dirimu?
4.    Bahagia atau kecewakah kamu terhadap keadaanmu saat ini?
5.    “Kamu adalah bait Allah” (1Korintus 3:16). Apakah yang seharusnya kamu lakukan untuk menjaga “bait Allah” tersebut?