Kamis, 20 Oktober 2011

Materi PAK Kelas VIII Semester 2


BAB XII
PENDERITAAN KRISTUS

Bahan Alkitab:
Yohanes 3:16

Dosa mengakibatkan terputusnya hubungan antara Allah dan manusia. Dalam keadaan seperti ini, manusia hidup dalam kegelapan dan kesengsaraan. Namun, Allah tidak tinggal diam melihat semua yang telah terjadi. Dia berinisiatif untuk memulihkan dan membangun kembali hubungan tersebut. Dengan mengutus Yesus Kristus turun ke dunia, Allah menyelamatkan manusia dari kuasa dosa dan maut melalui penderitaan dan kematian-Nya.

1.      Kelahiran Tuhan Yesus (Matiu 1:18-25; 2:1-23, Lukas 2:1-20)
Melalui kesaksian Alkitab, manusia memahami bahwa kelahiran Tuhan Yesus disertai dengan beberapa penderitaan, anra lain:
a.       Tempat kelahiran Tuhan Yesus berbeda dengan manusia lainnya (lahir dikandang domba).
b.      Kelahiran Tuhan Yesus mendapat ancaman dari Herodes. Ia ingin membunuh bayi Yesus.

2.      Pelayanan Tuhan Yesus Matius 4:12-25)
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Dia harus melalui dua peristiwa penting dalam kehidupan-Nya, yaitu:
a.       Tuhan Yesus harus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan.
b.      Tuhan Yesus harus dicobai di padang gurun pada waktu berpuasa selama 40 hari, 40 malam.

3.      Perjamuan Malam (Matius 26:26-29; 26:36-56)
Sehari menjelang kematian-Nya, Tuhan Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir bersama murid-murid-Nya.Roti dan anggur merupakan alat yang dipakai dalam perjamuan malam yang melambangkan tubuh dan darah Tuhan Yesus yang diberikan menjadi korban tebusan bagi manusia. Perjuangan untuk menebus dosa manusia merupakan sebuah penderitaan besar yang dirasakan oleh Tuhan Yesus.

4.      Pengadilan Tuhan Yesus (Matius 26:57-68 – baca)
Semua yang dialami oleh Tuhan Yesus ketika berada di depan Pengadilan Agama merupakan penderitaan bagi-Nya, bukan hanya secara jasmani, melainkan juga secara batin yang berupa olok-olokan dan penghinaan dari masyarakat Yahudi.

5.      Penyaliban Tuhan Yesus (Matius 27:32-44, Lukas 23:26-43)
Menurut tradisi Romawi, orang yang dihukum mati dengan cara disalibkan hanya dikenakan kepada orang-orang yang paling jahat, seperti pembunuh, pemberontak. Oleh sebab itu:
a.       Salib adalah lambang kutukan (bnd. Galatia 3:13).
b.      Salib adalah lambang penderitaan (I Petrus 3:17-18).
c.       Salib adalah lambang kebodohan dan kehinaan (I Kor. 1:18-23).

Makna salib bagi orang yang percaya kepada Kristus, antara lain adalah:
a.       Ditebus dari hukuman dosa.
b.      Diperdamaikan dengan Allah.
c.       Dibenarkan karena iman.
d.      Hidup dalam pengharapan.
Jadi, salib Kristus adalah puncak kasih Allah kepada manusia.
BAB XIII
PASKAH: SEBUAH REFLEKSI

Bahan Alkitab:
Yohanes 17:26, I Kor. 15:54-55

Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut disebut sebagai Paskah. Kata Paskah – mengingatkan kita pada Paskah Yahudi – berasal dari kata Ibrani pesakh, artinya melewati atau menyeberangi (dengan makna menyelamatkan). Paskah dalam Perjanjian Lama dilaksanakan untuk mengenang sejarah bangsa Israel yang dilepaskan dari perbudakan Mesir, dan kini mereka menuju tanah yang dijanjikan (kanaan). Sementara, dalam bahasa Yunani, Paskah disebut pascha anastasimon yang berarti kebangkitan. Kebangkitan Tuhan Yesus dari maut yang menandakan kemenangan-Nya sehingga kebangkitan itu mempunyai arti bagi manusia yang percaya kepada-Nya. Kebangkitan merupakan inti dan pusat iman Kristen.
Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus yang merupakan pusat dan tema utama dari perayaan Paskah adalah buah dari ketaatan dan penyerahan diri Yesus kepada Bapa. Melalui kebangkitan, Tuhan Yesus mewartakan kepada dunia, bahwa dunia dan segala isinya telah dibebaskan dari segala hal yang mengikatnya seperti penyakit, kutuk, dosa, kematian. Kebangkitan Tuhan Yesus merupakan puncak dari upaya rekonsiliasi (pendamaian) yang dilakukan Tuhan melalui Yesus serta karya pembebasan dan pembaruan dengan isi dunia ciptaan-Nya. Dan kebangkitan Yesus merupakan kemenangan dari kematian. Maut dikalahkan (bnd. I Kor. 15:54-55).
Oleh karena itu, hari Paskah adalah hari kemenangan. Orang-orang yang merayakan Paskah adalah mereka yang menjalani hidup sebagai “pemenang”. Sebab, di dalam imannya kepada Tuhan yang telah mengerjakan karya keselamatan bagi manusia di dalam Yesus Kristus, mereka mendapat bagian dari karya keselamatan tersebut. Hari Paskah hendak mengingatkan kembali bahwa Tuhan telah melakukan karya pembebasan di dalam Yesus untuk membarui, mendamaikan, memerdekakan manusia dari belenggu (penindasan, kemiskinan, kebodohan, dsb).
Kebangkitan dan perayaan Paskah merupakan sarana untuk menyampaikan pesan bahwa di balik penderitaan ada kemenangan. Inilah yang menjadi pengharapan kita bahwa di balik kematian kita, ada kebangkitan.
Paskah memungkinkan lahirnya iman yang pantang menyerah terhadap setiap penderitaan dan tantangan hidup yang dialami seseorang. Melalui pengalaman Paskah, lahirlah pribadi yang bersyukur dalam segala hal, serta memotivasinya untuk ikut serta di dalam berbagai karya Tuhan yang membarui, membebaskan, mendamaikan dan memberdayakan manusia di dunia.
Setiap orang percaya yang merayakan Paskah atau mengucapkan selamat Paskah hendaklah benar-benar percaya bahwa kebangkitan Yesus membawa kelahiran baru dan berpengharapan akan kehidupan yang kekal.

Evaluasi:
1.      Jelaskan makna Paskah bagi kamu!
2.      Ceritakan dengan singkat pengalaman merayakan Paskah yang terakhir kamu ikuti!
3.      Apa yang berkesan bagi kamu dalam merayakan Paskah? Jelaskan!
4.      Buatlah satu puisi Paskah!







BAB XIV
LAYAKKAH MEREKA MENDERITA?

Bahan Alkitab:
Roma 8:17

Penderitaan adalah masalah universal dan pasti akan menyentuh setiap manusia dan dalam seluruh tingkat  kehidupan. Penderitaan adalah keadaan yang menyedihkan yang harus ditanggung oleh manusia. Oleh karena itu, bila mungkin penderitaan harus dihindari. Namun, bila penderitaan itu menimpa kita, kita harus menerimanya dan menghadapinya dengan sabar, serta didasarkan pada keyakinan akan penyertaan dan kasih Tuhan (II Tim. 4:4-8).
Dengan menyikapi hidup seperti ini, manusia belajar mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang mendewasakan dan mendatangkan berkat bagi kehidupan pribadi dan atau kehidupan orang lain. Dengan kata lain, sikap hidup seperti ini dengan jelas mencerminkan sikap hidup orang beriman. Inilah sikap yang harus diteladani dari kehidupan Yesus dalam menghadapi penderitaan di kayu salib.
Penderitaan yang kita alami dapat disebabkan oleh ulah kita sendiri, ulah orang lain, atau ulah lingkungan disekitar kita. Penderitaan mungkin juga disebabkan oleh karena kita adalah pengikut Tuhan Yesus (konsekuensi mengikut Yesus).
Penderitaan yang dialami manusia tidak boleh dipandang dari segi negatifnya saja, tetapi juga harus dipandang sebagai suatu kesempatan untuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi baik; sebagai suatu kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Banyak orang yang menyalahkan Tuhan ketika ada penderitaan. Namun, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk selalu datang kepada-Nya dalam situasi dan kondisi apapun, baik suka maupun duka. Komunikasi yang baik dengan Tuhan, akan membuat kita semakin dekat dengan Tuhan, semakin beriman, semakin berpengharapan, dan semakin kuat ketika menghadapi penderitaan. Komunikasi dengan Tuhan dapat tercipta melalui doa yang menjadi nafas hidup orang percaya.
Dalam menghadapi penderitaan kita harus berdoa, tetapi juga harus berusaha/bekerja (Ora et Labora), juga berpuasa. Kata puasa berasal dari bahasa Ibrani tsom, yang mengacu pada tindakan menyangkal diri. Dalam Perjanjian Baru, digunakan bahasa Yunani nesteia untuk puasa, yang berarti penyangkalan diri.
Puasa bermula sebagai sebuah ekspresi alamiah dari kesedihan. Namun, lama-kelamaan hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menunjukkan atau membuktikan kesedihan seseorang dengan memantangkan diri dari makanan dan atau menunjukkan dukacita, seperti peristiwa yang dialami Hana ketika ia mandul sehingga ia menangis dan tidak mau makan (I Sam.1:7).


Evaluasi:
1.      Jelaskan apa yang kamu lakukan jika sedang menghadapi penderitaan!
2.      Jelaskan bagaimana agar penderitaan yang kita alami memberikan dampak positif bagi masa depan kita!
3.      Menurutmu haruskah orang Kristen berpuasa? Mengapa?
4.      Yang harus kita lakukan dalam menghadapi penderitaan adalah…..
5.      Apakah maksud dari, “penderitaan adalah masalah universal”?






Pendidikan Agama Kristen (PAK) Kelas VIII

BAB XV
SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

Bahan Alkitab:
Markus 14:22-25; I Kor. 11:23-25

Apakah Perjamuan Kudus itu?

Sakramen adalah tanda atau meterai suci yang dapat meneguhkan iman untuk menjelaskan segala sesuatu yang dijanjikan Allah. Sakaramen berasal dar bahasa Latin sacramentum, berasal dari akar kata sacr, sacer, artinta kudus, suci (perbuatan kudus). Kata ini menunjuk pada upacara atau hal-hal yang bersifat sacral.
Perjamuan Kudus dilakukan atas dasar perjamuan malam yang dilaksanakan oleh Tuhan Yesus bersama dengan murid-murid-Nya pada malam terakhir sebelum Dia ditangkap dan di adili. Dalam tradisi keagamaan Yahudi, khususnya dalam rangka memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, diadakan perayaan Hari Raya Tidak Beragi. Pada hari pertama hari raya tersebut orang-orang Israel mengadakan perjamuan malam (baca – Lukas 22: 15-16).
Perjamuan malam, juga sering disebut Perjamuan Tuhan; memiliki makna yang sangat menentukan bagi kehidupan Yesus di bumi ini dan juga bagi kehidupan orang percaya sesudahnya. Peristiwa malam ini, diberi arti yang dalam dan menentukan bagi pertumbuhan iman gereja. Peristiwa ini dianggap sebagai titik awal dari permulaan proses Yesus menuju salib, sekaligus sebagai peringatan atas pengorbanan-Nya. Pada perjamuan malam ini Yesus menyampaikan suatu ketetapan simbolis (lambang) yang diingat dan dilaksanakan oleh orang-orang percaya sepanjang sejarah. Yesus melambangkan roti yang Ia pecah-pecahkan sebagai tubuh-Nya yang dicabik-cabik untuk menebus dosa manusia, sedangkan cawan yang berisi anggur dilambangkan sebagai darah-Nya yang tercurah pada kayu salib untuk membasuh manusia dari dosanya (Mark. 14:22-25).
Beberapa ketentuan yang umumnya berlaku di kalangan gereja-gereja Protestan berkaitan dengan pelaksanaan Perjamuan Kudus.
1.      Perjamuan Kudus dilakukan sebagai tanda untuk memperingati penderitaan dan pengorbanan Yesus. Roti melambangkan tubuh Yesus dan anggur melambangkan darah-Nya (I Kor. 11:23-26).
2.      Setiap makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Kudus tersebut berarti kita mengimani dan menerimanya sebagai tanda dan meterai pengasihan dan kesetiaan-Nya kepada kita.
3.      Mengikuti Perjamuan Kudus berarti kita masuk dalam persekutuan yang kekal dan benar dengan Yesus Kristus. Dia menghubungkan kita seorang dengan yang lain di Meja Perjamuan-Nya dalam kasih yang harus kita perlihatkan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan yang benar dalam hidup sehari-hari.
4.      Orang yang mengikuti Perjamuan Kudus hendaknya memahami hal-hal berikut ini:
·         Orang itu sudah mengaku secara pribadi dihadapan Tuhan dan dihadapan jemaat, bahwa Tuhan Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juruselamat yang telah mengampuni dosa-dosanya.
·         Orang itu mempunyai komitmen pribadi untuk meneladani Kristus dalam mengasihi dan rela menderita demi orang lain, sama seperti Kristus telah rela menderita demi membebaskan manusia dari kutukan dosa.
·         Tidak setiap orang dapat menerima Perjamuan Kudus. Ia harus seorang yang sungguh-sungguh, setia dan taat, sama sepeerti Kristus yang setia dan taat hingga mati di kayu salib.
·         Orang itu tidak boleh menganggap roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus itu sebagai benda keramat.

·         Evaluasi
-                      Jelaskan dengan kata-katamu sendiri apa yang kamu ketahui tentang Perjamuan Kudus!
-                      Menurut kamu, apakah orang yang belu mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dapat ikut Perjamuan Kudus? Mengapa?




BAB XVI
ABRAHAM
Bahan Alkitab:
Kej. 12:1-4, Ibr. 11:8-19).

“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal. 3:14, 29; Roma 8:17). Semula Abraham tinggal di Ur-Kasdim di antara para penyembah berhala. Bahkan ayahnya sendiri “beribadah kepada allah lain” itu (Yos. 24:2). Tetapi Abraham dipanggil oleh Allah keluar dari Ur dan pergi ke negeri lain – negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya untuk menerima berkat dan perjanjian, yaitu:
·         Aku (Allah) akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.
·         Aku akan memberkati, serta membuat namamu masyhur.
·         Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Penggenapan janji Allah yang paling indah ialah tentang segala bngsa yang akan diberkati “melalui dia”. Secara jelas hal ini terjadi ketika Yesus, Anak Allah itu, datang ke dunia untuk “menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia” (I Tim. 2:6). Sikap Abraham terhadap firman Allah yang perlu kita contoh adalah seperti yang tertulis dalam Roma 4:20-21 – baca.

ISHAK – Kej. 22 

Ishak adalah anak yang dijanjikan dan yang dinantikan selama 25 thn. Allah berjanji kepada Abraham bahwa ia akan diberi anak dari Sara. Dan ini terjadi secara luar biasa, karena baik Abraham maupun Sara sudah terlalu tua untuk dapat memperoleh anak. Tetapi Allah telah menjanjikannya dan Ia memberikannya (Kej. 17: 19-21; 21:3-8). Sebelum anak itu dilahirkan, Allah telah memberi nama Ishak kepadanya, yang artinya ‘tertawa’ (Kej.17:19). Dan ternyata anak ini benar-benar karunia yang sangat menggembirakan. Ia anak yang taat kepada orangtua dan sungguh-sungguh (dapat dilihat ketika naik ke gunung Moria untuk dipersembahkan kepada Allah).
Ishak diberkati Allah. Kekayaannya semakin bertambah banyak karena Allah membuat tanah tempat tinggalnya member hasil yang banyak baginya sampai 100 kali lipat (Kej. 26:12-14). Disamping kaya, ia juga dikenal sebagai orang yang panjang sabar dan suka damai. Tidak suka berengkar walau demi haknya sendiri. Ini terlihat dari sikapnya yang suka mengalah terhadap orang-orang Filistis yang suka mengganggu dia karena iri hati. Ia lebih baik pergi mengusahakan tempat lain dari pada melawan mereka guna mempertahankan haknya (Kej. 26:17-22). Ishak mewarisi bukan hanya kekayaan ayahnya melainkan juga janji yang telah diberikan Tuhan kepada Abraham (Kej. 17:19-21).

YAKUB – Kej. 27-28, 32

Ketika Yakub lahir, tangannya sedang memegang tumit kakaknya Esau. Itulah sebabnya ia diberi nama Yakub–dalam bahasa Yahudi arti namanya adalah menipu (Kej. 27:1-29), merampas hak (Kej.25:27-34), memperdayakan (Kej.30:25-43). Kemudian Allah member nama baru, yakni ‘Israel’, yang berarti pendekar Allah, juara Allah, yang pernah berjuang dengan yang paling dahsyat dan yang akan berjuang demi kepentingan Allah.
Tiga kali Allah menampakkan diri kepada Yakub: 1. Di Betel (Kej. 28:10-22), 2. Di Pniel, di mana ia bergumul dengan Malaikat Allah dan diberi nama baru (Kej. 32:22-32), 3. Di Birsyeba, dalam perjalanan menuju Mesir guna memperoleh makanan disana (karena waktu itu Kanaan ditimpa oleh bala kelaparan. Pada akhirnya Yakub memberkati anak-anaknya (Kej.49:1-28). Ia juga terdaftar sebagai orang yang hidup oleh iman. Nama dialah yang menjadi nama bagi bangsa yang tak terhitung banyaknya yang dijanjikan Allah kepada Abraham dan Ishak dan kepada Yakub sendiri, yaitu bangsa Israel.
Catatan: Dina = anak perempua Lea (Kej. 30:21, 34:1).



MUSA

Bahan Alkitab:
Kel. 2 – 4:17, Kis. 7:1-53

Istri      : Zipora, anak  : Gersom & Eliezer (Kel. 18:3,4)
Ketika dipanggil Tuhan umur Musa adalah 120 thn (Ul. 34:7). Kehidupan Musa terbagi dalam:

1.      40 thn pertama – tinggal di Mesir (Istana), dididik dalam segala hikmat orang Mesir (Kis. 7:22).
2.      40 thn kedua – tinggal di Midian, ia harus hidup secara sederhana sekali di negeri tempat pelariannya. Menjadi gembala di padang gurun. Tempat ini tidak enak, tetapi disinilah tempat dimana Allah berbicara kepadanya dan dia dapat mendengar panggilanNya (Kel. 3:1-10).
3.      40 thn ketiga – menjadi pemimpin, diawali dengan panggilan Tuhan (Kel. 3:2-10).


GIDEON

Bahan Alkitab:
Hakim-hakim 6 – 8

“Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus”, firman Allah kepada mereka (Kel. 19:6). Sebab itu mereka diberi larangan yang tegas oleh Musa dan kemudian oleh Yosua supaya jangan menyembah kepada berhala dan dewa-dewa orang Kanaan (komitmen Yosua dalam pasal 24:15). Tetapi ketika Yosua sudah tidak ada, mereka kembali menyembah berhala-berhala dari bangsa-bangsa yang ada disekeliling mereka (Hak. 2:12).

Allah sudah berkata kepada bangsa Israel bahwa bila mereka meninggalkan Tuhan Allah mereka, Ia juga akan meninggalkan mereka (Hak. 2:14,15). Oleh karena itu, ketika mereka diserang dan ditindas oleh orang Midian (Hak. 6:1-6), mereka dibiarkan.

Namun Allah masih mengasihi mereka dan tetap akan melaksanakan rencanaNya melalui mereka seperti yang dijanjikanNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Sebab itu ketika mereka menyadari akan kesalahannya serta berbalik kembali kepada Allah, Ia memanggil lagi salah seorang dari antara mereka untuk menyelamatkan mereka. Ia memanggil seorang yang masih muda dan sederhana, yakni Gideon (Hak. 6:11-15).

Tugas Gideon yang pertama ialah menghancurkan mezbah dewa Baal dan semua alat penyembahannya. Kemudian ia harus mendirikan mezbah untuk beribadat kepada Allah, dan dengan memakai bekas kayu tiang berhala itu ia mempersembahkan korban bakaran kepada Allah (Hak. 6:25-26).

Allah memberi tugas lagi kepadanya untuk memimpin 300 orang yang dipilih oleh Allah untuk mengalahkan orang Midian yang gagah berani itu baca – pasal 7:1-6). Mereka menang, karena Allah bekerja-sama dengan mereka (Hak. 7:9). Negeri mereka menjadi aman kembalin(Hak. 8:28).








1 komentar: