Kamis, 20 Oktober 2011

Materi PAK Kelas VIII Semester 1


BAB I
SENANTIASA BERSYUKUR

Bahan Alkitab:
I Korintus 15:57, I Tesalonika 5:18

Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata syukur berarti terima kasih kepada Allah, menyatakan perasaan lega, senang. Istilah yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk syukur/ucapan syukur adalah eucharistia, yaitu ucapan syukur atas anugerah/karunia yang diterima dari Tuhan. Jadi, ucapan syukur merupakan ungkapan rasa terima kasih karena menerima anugerah yang besar dari Tuhan.

A. Yesus Kristus adalah hadiah terbesar
Pada mulanya, Allah menciptakan manusia itu agung dan mulia. Manusia diciptakan menurut “gambar dan rupa Allah” Kejadian 1:26-27). Keagungan dan kemuliaan manusia tampak ketika ia tetap setia kepada Allah. Namun, ternyata manusia gagal mewujudkan dirinya sebagai “gambar dan rupa Allah”. Manusia tidak mau taat dan setia kepada Allah, sehingga ia kehilangan kemuliaan Allah. Akibatnya, manusia akan mengakhiri hidupnya dalam kebinasaan kekal (Roma 6:23).
Hanya karena kasih-Nya yang besar kepada manusia, maka Allah Bapa mengutus Anak-Nya yang tunggal bagi keselamatan manusia. Kini, setiap orang yang menerima Yesus, tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16). Itulah hadiah terbesar bagi manusia.

B.  Bersyukur dalam suka dan duka
Bersyukur, dalam keadaan suka, sukses, bahagia dan berkelimpahan pasti lebih mudah, dibandingkan ketika kita mengalami penderitaan dan kesusahan. Tetapi itulah panggilan Tuhan atas hidup kita, yaitu tetap mengucap syukur meskipun sedang dalam kesusahan, sambil berserah kepada Allah yang penuh kasih sayang.
Ucapan syukur bukanlah sekedar diucapkan dimulut, tetapi dengan sepenuh hati. Hal ini dilakukan dengan menggunakan ingatan dan pikiran yang sebenarnya. Artinya, kita hanya dapat bersyukur kepada Allah, apabila kita tidak pernah melupakan kebaikan dan kemurahan-Nya (Mazmur 103:2-5).
Hal terbaik dalam/cara membiasakan diri untuk bersyukur adalah:
·         Mencukupkan diri dengan apa yang ada.
·         Menghargai berkat Tuhan.
·         Selalu menghitung dan mengingat berkat yang kita terima.

Tugas:
1.   Amatilah orang-orang terdekatmu selama tiga hari. Perhatikanlah, apakah mereka lebih sering bersyukur atau lebih banyak bersungut-sungut atau berbantah-bantah!

2.   Ingatlah perjuangan dan pengorbanan orang tua, bagaimana mereka telah membesarkan dan memelihara hidupmu! Apa yang bisa kamu lakukan untuk berterima kasih kepada orang tua?




BAB II
BAGAIMANA KITA BERSYUKUR

Bahan Alkitab:
Kolose 3:16

Bagaimana kita dapat mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Bapa? Tentu pada saat mengalami kebaikan-Nya, kita mengucap syukur kepada-Nya dalam bentuk puji-pujian, doa dan persembahan-persembahan.

C. Puji-pujian
Puji-pujian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ibadah kita kepada Tuhan. Puji-pujian mengandung arti suatu pernyataan kekaguman dan pemujaan. Kita dapat menaikkan puji-pujian kepada Allah melalui nyanyian syukur, baik perorangan maupun kelompok, dan dapat kita lakukan dalam situasi dan kondisi apapun.
Rahasia supaya kita dapat memuji Tuhan setiap saat adalah puas dengan rancangan-Nya atas hidup kita. Dan inilah yang dilakukan oleh Paulus (Kisah 16:25-26). Melalui puji-pujian kepada Allah, kita memperoleh manfaat sebagai berikut:
1.   Memperoleh kedewasaan iman
2.   Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan
3.   Meningkatkan semangat dalam melakukan tugas kesaksian, pelayanan dan persekutuan kita.

D. Berdoa merupakan pujian bagi Tuhan
Tentu kita sependapat dengan kata mutiara yang berbunyi, “Makin banyak berdoa berarti makin banyak mengucap syukur”. Rasul Paulus menekankan bahwa, berdoa, bersyukur dan bersukacita adalah tiga hal yang saling mempengaruhi (I Tes. 5:16-18). Melalui doa, kita dapat menyatakan iman kepada Tuhan, sekaligus pujian akan kemahakuasaan dan kemuliaan-Nya.

E.  Persembahan yang benar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sembah” berarti pernyataan hormat dan hikmat yang dinyatakan dengan menangkupkan kedua tangan. Jadi, jika kita memberikan persembahan harus dilakukan dengan sikap hormat kepada Allah.
Rasul Paulus, menekankan beberapa prinsip dasar dalam mengumpulkan persembahan kepada jemaat di Korintus (I Kor. 16:1-4).
-    Memberi persembahan adalah tindakan ibadah syukur terhadap Juruselamat yang telah bangkit dan naik ke surga.
-    Memberi persembahan harus teratur dan telah dipersiapkan.
-    Sifatnya pribadi dan perorangan.
-    Besarnya sesuai dengan kemampuan.

Jadi, baik puji-pujian, doa dan persembahan harus dilakukan denga sukacita. Itu berarti melakukannya tanpa paksaan dan bukan karena pamrih. Kita melakukannya sebagai ungkapan kerelaan atau keikhlasan hati karena telah menerima berkat Allah.






BAB III
HARGAILAH WAKTU

Bahan Alkitab:
Efesus 5:15-18, Mazmur 103:15-16.

A.   Waktu adalah pemberian Tuhan
 Waktu adalah pemberian Tuhan. Menghargai waktu berarti menghargai Tuhan. Sebaliknya, menyia-nyiakan waktu berarti tidak menghormati Tuhan. Cara menghargai-Nya adalah dengan menggunakan waktu yang ada, dengan baik dan benar. “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Efesus 5:15-16).

B.     Waktu memiliki dua pengertian: kronos dan kairos
 Kronos adalah waktu yang berjalan dari satu saat ke saat lain secara rutin. Kairos adalah momen atau kesempatan khusus yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa menemukan kairos dalam hidupnya dan mengerti kehendak Tuhan melalui kesempatan tersebut. Misalnya, studi adalah kairos, bukan sekedar kronos yang dijalani secara rutin. Studi adalah kesempatan yang akan hilang, jika tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya.

C.    Waktu untuk Tuhan, sesama dan diri sendiri
 Salah satu tanda kedewasaan seseorang terletak pada kemampuannya dalam mengatur waktu. Waktu dimiliki oleh semua orang. Kita tidak mempunyai kecerdasan yang sama atau kepribadian yang sama, tetapi kita semua mempunyai waktu yang sama, yakni 24 jam sehari.
 Karena waktu dan kesempatan adalah anugerah Tuhan, kita harus mengisi dan menggunakannya dengan baik, Waktu dan kesempatan itu tidak pernah kembali atau berjalan mundur. Itu berarti kita harus mengelola waktu secara bijaksana (Efesus 5:15-17). Kita bisa membagi waktu untuk Tuhan, sesama dan diri sendiri secara seimbang.
 Meluangkan waktu untuk Tuhan berarti menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan melalui belajar firman Tuhan dan melakukannya dengan segenap hati. Kita juga harus bersedia memperhatikan sesama, belajar terbuka, bersabar, menjalin hubungan dan kerjasama. Sebagian besar waktu kita adalah untuk diri sendiri.
.
D.    Prinsip pengaturan waktu yang baik
Kita dapat mengatur waktu dengan baik melalui cara-cara berikut:
1.   Mempunyai tujuan yang jelas.
2.   Milikilah rencana yang terperinci.
3.   Buatlah daftar kerja/belajar setiap hari.
4.   Tetapkan prioritas.
5.   Pusatkan perhatian pada satu tugas.
6.   Kita perlu mengikuti motto, “Lakukanlah sekarang!”

E.     Evaluasi
1.   Apakah arti bahwa waktu adalah karunia Tuhan kepada semua orang?
2.   Benarkah salah satu tanda kedewasaaan seseorang diukur melalui kemampuannya dalam mengatur waktu? Jelaskan!
3.   Berkaitan dengan waktu, yang disebut  sebagai orang bijaksana adalah?



BAB IV
MENGEMBANGKAN TALENTA

Bahan Alkitab:
Matius 25:15-28

Dalam Kamus Alkitab, talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3.000 syikal = lebih kurang 34 kilogram. Dalam Perjanjian Baru, talenta merupakan ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya, yaitu 6.000 dinar. Pada waktu itu, upah seorang pekerja dalam sehari adalah satu dinar. Ini berarti bahwa satu talenta bernilai sangat besar.
Talenta melukiskan anugerah atau karunia yang diberikan Tuhan kepada hamba-hamba-Nya. Pemberian-Nya itu berbeda beda (ada yang diberi 5, 2 dan 1 talenta). Tuhan telah memakai ukuran dalam pemberian-Nya, yaitu menurut keadaan atau kesanggupan tiap-tiap hamba yang menerima. Jadi, Tuhan membagikan karunia-Nya sesuai dengan kekuatan kita masing-masing.
Pengajaran dengan perumpamaan talenta akan mengingatkan orang percaya bahwa:
-        Allah melengkapi setiap orang percaya dengan talenta yang kadar, jenis dan jumlahnya berbeda, sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan tidak menciptakan
 manusia tanpa talenta.
-        Talenta itu harus dikembangkan. Berdasarkan talenta yang diberikan  Allah, setiap orang percaya harus berjuang supaya hidupnya bermakna bagi kemanusiaan dan kemuliaan nama Allah, sesuai dengan maksud dan kehendak Allah.

A.    Jenis-jenis talenta karunia-karunia rohani yuang dimiliki oleh orang beriman)
Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, Guru, Memberi/membagi-bagikan, Kemurahan, Musik, Menyanyi, Menulis, Ketrampilandan lain-lain.

B.     Mengenali 8 jenis kecerdasan menurut Howard Gardner
1.      Kecerdasan Linguistik (Word smart)
Kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Contoh:  berbicara,  menulis dan membaca.
2.      Kecerdasan Logis-Matematis (Number Smart)
Keterampilan mengolah angka. Contoh:  untuk menganalisa laporan keuangan, berpikir kritis.
3.      Kecerdasan spasial (Picture Smart)
Kemampuan untuk memvisualisasikan gambar dalam  pikiran (dibayangkan). Contoh: menggambar.
4.      Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Body Smart)
Merupakan kecerdasan seluruh tubuh. Di perlukan untuk menari (keterampilan tangan), olah raga.
5.      Kecerdasan Musikal (Music Smart)
Suatu kemampuan untuk mengingat music, kepekaan akan irama, dan menyanyikan lagu.
6.      Kecerdasan Antarpribadi (People Smart)
Kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain. Contoh : berempati, membaca orang lain, berteman.
7.      Kecerdasan Intrapribadi (Self Smart)
Suatu kecerdasan untuk memahami diri-sendiri, kecerdasan untuk mengetahui “Siapakah saya sebenarnya?”, “Apakah kelebihan dan kekurangan saya?”,
8.      Kecerdasan Naturalis (Nature Smart)
Suatu kemampuan untuk mengenali bentuk-bentuk alam disekitar kita. Pada saat kita berkebun, berkemah dan lain-lain.

C.     Ingatlah! Kita diberikan berbagai karunia atau talenta yang berbeda-beda, sesuai dengan kesanggupan dan kebutuhan masing-masing. Kita harus menggunakan karunia itu untuk kepentingan bersama, sehingga nama Tuhan dimuliakan.



BAB V
MENGASIHI  DIRI SENDIRI

Bahan Alkitab:
Mazmur 8:5-7

A.    Manusia sangat berharga di hadapan Allah
Daud memberikan kesaksian bahwa di hadapan Allah, manusia itu adalah makhluk yang hina sekaligus mulia, lemah tetapi diberi kekuatan yang luar biasa. Jika Allah saja menganggap manusia itu sangat berharga, manusia itu juga harus menghargai dirinya sendiri.
Menghargai diri sendiri berarti memperhatikan, memelihara, dan menghormati apa yang sudah Allah ciptakan dan berikan kepada manusia.
Menghargai diri sendiri berarti menolak sikap yang merusak tubuh dan menolak gaya hidup yang seenaknya sendiri. Sesuai ajaran Tuhan Yesus, menghargai diri sendiri itu disebut mengasihi atau mencintai diri sendiri (Markus 12:30-31).

B.     Cara mencintai diri sendiri
Mengasihi atau mencintai diri sendiri dapat diwujudkan melalui beberapa hal yang dapat kita lihat sebagai berikut :
1.      Belajar menerima diri sendiri apa adanya
Banyak orang yang tidak bisa menerima kekurangan-kekurangan yang ada pada dirinya. Orang yang tidak mampu menerima diri sendiri apa adanya, cenderung menghakimi dirinya sendiri.
2.      Mampu menyangkal diri
Ini berati melawan hal yang merugikan diri sendiri, seperti sikap egois dan penolakan diri sendiri.
3.      Menjaga diri sendiri
Dengan menggunakan waktu istitahat dan rekreasi secara tepat, mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, menggunakan pakaian yang pantas dan berolah raga secara teratur.

C.     Akibat tidak mengasihi diri sendiri
Berdasarkan pengamatan dan pemahaman banyak orang, ada akibat-akibat yang timbul karena tidak mengasihi diri sendiri, yaitu :
1.                        Egois, sulit mengasihi Allah dan sesama
2.                        Rendah diri
3.                        Malu, takut bergaul, suka menyendiri
4.                        Melarikan diri dari kenyataan
5.                        Tindakan dan perkataan tidak wajar

Hafalkan : Hukum yang terutama

1.   “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu  
dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu” (Markus 12:30).

2.   “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Markus 12:31).


Efeus 5:29, “ Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan  merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat”,



BAB VI
MENGASIHI SESAMA MANUSIA

Bahan Alkitab:
Markus 12:30-31

A.     Dasar mengasihi sesama manusia
Dosa menyebabkan manusia hanya mementingkan diri sendiri. Ia selalu menuntut orang lain lebih dulu memberinya kebahagiaan. Akibatnya, orang lain atau dirinya sendiri menderita. Agar ke dua belah pihak mengalami kebahagiaan, masing-masing perlu mengembangkan sikap mengasihi sesamanya. Dan yang menjadi dasar kasih kepada sesama adalah :
1.      Allah mengasihi semua orang, oleh karena itu kita harus saling mengasihi (3 Yohanes 1:5-6)
2.      Yesus Kristus mati untuk semua orang, agar dunia selamat dan bahagia, serta memiliki damai sejahtera (1 Yohanes 2:2).
3.      Ajaran tentang hukum kasih: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.
4.      Bukti kasih kepada Allah. Tidak mungkin kita mengasihi Allah, tetapi membenci sesama kita (1 Yohanes 4:12-16).

B.     Siapakah sesama kita?
Allah mengasihi semua orang, oleh karena itu kita pun harus mengasihi semua orang. Semua orang itu berarti:
1.      Orang kecil dan hina (Matius 25:35-36).
2.      Orang yang menderita (Lukas 10:29-37).
3.      Orang-orang berdosa – pemungut cukai, pezinah.
4.      Masyarakat – yang tidak kita kenal, yang jauh dari kita dan berbeda dengan kita.
5.      Teman dalam suatu pergaulan.
6.      Teman seiman.
7.      Tetangga.
8.      Keluarga kita.

Jadi, yang dimaksud dengan sesama kita adalah orang-orang terdekat kita dan orang-orang yang tidak kita kenal. Kita harus mengasihi Allah dan juga mengasihi mereka.

C.     Wujud dan bentuk sikap mengasihi sesam manusia.
Sikap atau perbuatan yang termasuk mengasihi sesama, yaitu:
1.      Berjiwa sosial  -  saling menolong, menunjukkan kemurahan hati (Ibrani 13:16).
2.      Menghormati dan menghargai  -  tidak memandang muka, menerima seperti Allah menerima kita (Yeremia 31:2).
3.      Hidup adil  -  tidak menindas dan memeras (Amos 5:24).
4.      Hidup jujur dan benar  -  tidak menipu dan memperdaya sesama (Amsal 14:2).
5.      Tidak membalas yang jahat (Roma 12:17, 21).
6.      Mengampuni yang bersalah (Kolose 3:13).
7.      Berbuat baik  -  kasih dan kebaikan menutupi banyak sekali dosa (1 Petrus 4:8).

D.     Kerjakan soal-soal berikut ini!
1.      Jelaskan dasar kita mengasihi sesama manusia menurut iman Kristen!
2.      Siapa sajakah yang termasuk sesama kita?
3.      Sebutkan wujud dan bentuk sikap dalam mengasihi sesama manusia!
4.      Bagaimana bunyi hukum kasih yang terdapat dalam Markus 12:30-31?
5.      Apakah kita boleh membenci orang yang memusuhi kita? Mengapa?



Kelas VIII
BAB VII
HIDUP ORANG BERIMAN

Bahan Alkitab:
Yakobus 2:17

Kasih Allah membawa keselamatan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Yohanes 3:16). Tuhan Yesus yang sudah lahir ke dunia, menderita, mati, dikuburkan, bangkit pada hari yang ke tiga dan naik ke surga. Inilah berita Injil (berita keselamatan), bagi manusia yang berdosa. Kita manusia yang mengakui diri kita sebagai orang yang berdosa, meminta ampun kepada Allah dan bertobat, maka dosa itu akan diampuni oleh darah Tuhan Yesus, dan kita menjadi “selamat”. Menaruh percaya, berharap dan berserah itu adalah iman.

A.    Pengertian Iman
Perjanjian Lama: iman dari kata “aman” artinya memegang teguh janji-janji Allah tentang keselamatan dan meyakini dengan akal, dengan segenap kepribadian, dengan cara hidupnya, kepada segala janji-janji Allah yang diberikan lewat firman dan karyaNya.
Perjanjian Baru: iman dari kata pistis / pisteuo artinya mempercayai atau menerima sebagai hal yang benar. Iman artinya mengamini dengan segenap kepribadian, cara hidupnya kepada janji-janji Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus yang telah mendamaikan orang berdosa dengan diriNya sendiri sehingga segenap kehidupan beriman dikuasai oleh keyakinan.
Menurut Thomas Grome (ahli pendidikan agama Kristen) iman adalah:1. Believing. 2. Trusting. 3. Doing (iman tanpa perbuatan adalah mati).
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak bisa kita lihat. Iman Kristen adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Artinya, bahwa iman percaya itu akan terlihat dalam perbuatan. Iman percaya itu dapat melihat dan meyakini sesuatu hal yang belum kita lihat. Contoh: tentang surga. Kita yakin surga itu ada, meskipun kita belum melihat.

B.     Dari manakah  iman itu?
1.      Iman adalah anugerah Tuhan dalam diri Tuhan Yesus kepada manusia (Roma 12:3)
2.      Iman datang dari mendengar firman Allah dan menerimanya dalam kehidupan (Roma 10:17).

C.     Arti hidup beriman
1.      Menaruh percaya mutlak.
Mantap, tidak tergoyahkan dan tidak menaruh kepercayaan pada tradisi-tradisi lain.
2.      Melakukan yang baik.
Menjadi teladan dari segala perbuatan yang baik (Mazmur 37:5).
3.      Mengendalikan diri.
Sebagai orang yang percaya kepada Yesus, kita harus mampu mengendalikan hidup secara tepat.

D.    Cara memelihara iman
1.      Tetap membangun relasi dengan Allah melalui pujian, doa, dan membaca Alkita (Roma 10:17).
2.      Tetap setia dalam pengharapan dan pengiringan kepada Allah melalui ibadah (Ibrani 10:25).
3.      Tetap setia menjaga kekudusan secara holistik (menyeluruh) yang meliputi aspek tubuh, jiwa dan roh (Ibrani 12:14).


BAB VIII
HIDUP BERPENGHARAPAN

Bahan Alkitab:
Roma 15:13

A.    Arti Pengharapan (Roma 5:2-5, 2 Korintus 1:7)
Ada tiga hal yang dapat menggerakkan kehidupan manusia yaitu iman, pengharapan dan kasih. Pengharapan adalah kunci keberhasilan. Semua orang yang berhasil pasti berkata bahwa tidak ada keberhasilan tanpa pengharapan. Harapan adalah mekanisme yang menjaga agar manusia dengan gigih mempertahankan hidup dan merencanakan hidup yang akan datang.

B.     Pengharapan dari Allah
Allah mengasihi kita, karena manusia tidak dapat menghapus dosanya sendiri. Allah menyatakan kasih-Nya melalui Anak-Nya dalam Tuhan Yesus Kristus. Kristus menjadi korban karena dosa. Pengharapan kita hanya terletak pada Kristus; keselamatan tidak ada di dalam siapapun selain di dalam Dia. Dia sanggup menyelamatkan dengan sempurna.
Begitu luar biasanya kasih Allah yang dinyatakan dalam kehidupan orang percaya. Marilah memegang tangan Tuhan dalam segala masalah kita. Seberat apapun, Allah sanggup memberikan kelegaan, ketentraman, dan memelihara kehidupan kita (Habakuk 3:17-19).

C.     Isi Pengharapan
Alkitab menjanjikan suatu harapan yang sesungguhnya dan pasti bagi manusia dan bagi dunia. Harapan berasal dari Allah sendiri. Harapan tidak tergantung pada apa yang kita miliki (contoh: kekayaan, kedudukan). Namun, karena percaya akan kemurahan Tuhan Yesus yang tidak pernah berkurang, harapan menjadi kenyataan, dan harapan tidak akan mengecewakan. Pengharapan ada karena iman kepada Tuhan Yesus dan berpegang pada janji-janji Allah tentang keselamatan. Keselamatan sudah datang dan ada dalam pribadi Tuhan Yesus (baca - Roma 8:24-25).

D.    Wujud Pengharapan
1.      Pengharapan melibatkan hati dan pikiran (Amsal 17:22).
2.      Pengharapan tidak mengecewakan (Roma 5:5).
3.      Pengharapan memampukan untuk melihat yang terbaik (Yeremia 29:11).

“Melalui firman-Nya, Tuhan berjanji akan memenuhi harapan kita. Pengharapan kepada Allah adalah kunci keberhasilan setiap orang. Karena itu, pengharapan memerlukan hati yang teguh, pikiran yang luas yang memampukan kita untuk dapat melihat yang terbaik, bahkan hari esok yang lebih baik daripada hari ini. Pengharapan itu tidak akan mengecewakan”.

E.     Soal-soal latihan
1.      Apakah arti pengharapan?
2.      Apakah wujud dari pengharapan?
3.      Apakah isi pengharapan?
4.      Apakah arti bahwa Allah adalah sumber pengharapan?
5.      Jelaskan bahwa pengharapan itu melibatkan hati dan pikiran!
6.      Apakah dasar pengharapan bagi orang percaya?
7.      Mengapa pengharapan itu tidak dapat dilihat?
8.      Tuliskan 5 ayat yang berhubungan dengan pengharapan!


BAB IX
IMAN DAN PENGHARAPAN DALAM KETAATAN

Bahan Alkitab:
Ibrani 11:7

Tunduk dan taat, mempunyai arti yang sama. Rasul Paulus berbicara tentang ketaatan dikaitkan dengan iman. Karena antara iman dan ketaatan mempunyai hubungan yang tak terpisahkan. Iman bukan sekedar pernyataan yang dapat diucapkan dan dibicarakan. Iman berbicara tentang realita pengalaman hidup di dalam Tuhan dengan menyerahkan diri seutuhnya pada Allah dan mentaati segala perintah-Nya. Dalam Yakobus 2:17, dikatakan “…jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”.
Ketaatan yang harus dimiliki orang beriman:
-          Ketaatan tanpa batas, tanpa pamrih, tanpa syarat (I Petrus 2:18).
-          Ketaatan yang terus menerus (Yakobus 1:25).
-          Ketaatan dalam kesucian hidup (Yakobus 1:27b).
Arti ketaatan bagi orang beriman adalah:
-          Mendatangkan perlindungan (Keluaran 14:19-20).
-          Mendatangkan mujizat Allah (Keluaran 14:21-22).
-          Mendatangkan kuasa yang berlipat ganda (Keluaran 14:22).

A.    Taat dan Tunduk kepada Allah Bapa (Kejadian 2:16-17; 3:6-12)
1.                              Ketaatan Kristus kepada Allah Bapa (Yohanes 3:16; Roma 1:5; Filipi 2:8; Ibrani 5:8).
2.                              Ketaatan manusia kepada Allah Bapa (Ulangan 28:1-14; Yakobus 1:19-27).

B.     Taat dan Tunduk kepada Otoritas
1.                                                      Taat kepada pemerintah atau raja-raja (Roma 13:1-7), Mazmur 72)
Ketaatan tidak hanya kepada Bapa di dalam Tuhan Yesus. Ketaatan harus diwujudkan dalam realita hidup dalam bentuk ketaatan kita pemerintah dan raja. Karena pemerintahan dan raja dipakai Allah untuk mengatur dunia ini.
Bentuk ketaatan dan kewajiban terhadap pemerintah adalah:
-          Menghormati pejabat-pejabat pemerintah (Roma 13:2-5, 7b).
-          Mentaati undang-undang yang berlaku (Titus 3:1).
-          Mendoaka pemerintah (I Timotiu 2:1-2).
2.                              Taat kepada orangtua (Efesus 6:1-3; Kolose 3:20; Keluaran 20:12)
Keluarga adalah bagian terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah lembaga yang diciptakan Allah (Kej.2:26-27).
Keluarga yang diciptakan Allah:
-          Mempunyai dasar kasih Tuhan Yesus (Yohanes 15:13; Efesus 5:22-33).
-          Diberkati dalam perkawinan, adanya keturunan (Kej. 28).
-          Adanya kesatuan kasih, tidak ada perceraian (Matius 19:9, 5:32; Roma 12:18).
-          Ada wibawa dan keterbukaan, menghargai dan melayani antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk dasar kasih yang kokoh (Roma 12:9-10).

Keluarga adalah alat pertama yang dipaki dan dipilih Allah untuk menyatakan rencana keselamatan (keluarga Nuh, Abraham, Ishak dan Yakub). Jadi, keluarga kristen adalah keluarga yang terdiri atas orangtua dan anak-anak yang mendasarkan hidupnya di atas kasih Allah. Oleh karena itu, dalam keluarga harus ada keharmonisan (ada ketaatan didalamnya – suami istri, anak dan orangtua), supaya menjadi garam dan terang bagi dunia ini.


BAB X
MENUMBUHKEMBANGKAN IMAN DAN PENGHARAPAN

Bahan Alkitab:
Roma 4:18

Hidup beriman artinya hidup yang didasarkan atas iman / mempunyai iman. Hidup berpengharapan artinya hidup yang mempunyai harapan. Berbagai upaya untuk menumbuhkembangkan iman dan pengharapan antara lain melalui ha-hal berikut:

A.    Berdoa
Berdoa berarti berkomunikasi dengan Tuhan, mengadakan hubungan dengan Tuhan. Berdoa berarti menyatakan/mengungkapkan segenap isi hati kepada Tuhan. Orang yang tidak berdoa, pada hakekatnya tidak berhubungan dengan Tuhan. Jika ini dilakukan terus-menerus, iman orang tersebut akan mati. Seperti kata Martin Luther, tokoh reformasi, “Doa adalah nafas hidup orang beriman”. Orang yang tidak berdoa sama halnya dengan orang yang tidak bernafas. Nafas adalah tanda kehidupan. Orang yang tidak bernafas artinya mati. Demikian juga orang yang tidak berdoa pada hakekatnya adalah mati.

B.     Membaca Alkitab
Alkitab adalah firman Tuhan. Membaca Alkitab berarti membaca firman Tuhan. Orang yang membaca Alkitab akan mengetahui siapa Tuhan, siapa dirinya, apa yang dikehendaki Tuhan atas manusia dan apa yang harus dilakukan manusia menurut kehendak Tuhan.
Mazmur 1:1-3, mengingatkan: behwa membaca Alkitab itu merupakan hal yang sangat penting, karena akan berdampak dalam hidup kekristenan kita. (baca juga – Maz. 119:97-100).

C.     Beribadah/berbakti kepada Tuhan
Beribadah/berbakti kepada Tuhan artinya berbuat untuk menyatakan bakti kepada Tuhan. Kegiatan ibadah sangat membantu pertumbuhan iman dan pengharapan seseorang. Melalui ibadah, iman seseorang akan dikuatkan dan dikembangkan, sehingga dapat berbuah. Melalui ibadah orang yang mengalami keputusasaan dapat dikuatkan lagi, sehingga timbul pengharapan yang baru. Begitu pentingnya ibadah bagi kehidupan warga jemaat. Penulis surat Ibrani memberi nasehat, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita….” (Ibr.10:25). Beribadah bersama berarti bertemu dengan sesama warga jemaat. Melalui pertemuan inilah kita dapat saling membantu menguatkan iman.

D.    Kegiatan-kegiatan gereja yang lain
Selain berdoa, membaca Alkitab dan beribadah, iman dan pengharapan dapat ditumbuhkan melalui kegiatan-kegiatan gereja yang lain. Misalnya: pendalam Alkitab bersama, seminar, retreat.

Ingatlah: “Hidup beriman dan berpengharapan kepada Tuhan berarti hidup didasarkan atas iman dan pengharapan kepada Tuhan, mempercayakan dan mengharapkan sepenuhnya kepada Tuhan”.

E.     Soal-soal latihan
1.                                          Jelaskan pengertian hidup beriman dan berpengharapan!
2.                                          Dengan cara apakah iman dan pengharapan itu dapat berkembang dan berbuah?
3.      Ceritakan dengan singkat pengalaman pribadimu berkaitan dengan hidup beriman dan berpengharapan!


BAB XI
HIDUP YANG KREATIF DAN OPTIMIS

Bahan Alkitab:
Bilangan 14:6-9

A.    Hidup yang kreatif dan Optimis
Kreatif berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Hidup yang kreatif artinya hidup yang memiliki kemampuan untuk menciptakan. Optimis adalah sikap yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal. Ia tidak mudah putus asa dan mempunyai motto (salah satu di antaranya), “Setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya”.
Optimisme adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan; sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal. Penganut paham ini melihat segala kejadian yang dialami dari sisi baiknya.
Pesimis adalah kebalikan dari optimis. Pesimis adalah orang yang bersikap atau berpandangan tidak mempunyai harapan baik/orang yang mudah putus harapan. Pesimisme adalah paham yang beranggapan atau memandang segala sesuatu dari sudut buruknya saja.
Sikap hidup yang kreatif dan optimis sangat penting dalam menggapai masa depan. Lebih-lebih pada masa yang sulit. Kesulitan hendaknya dipandang sebagai tantangan hidup yang dapat memunculkan kreativitas. Misalnya: di bidang transportasi, telekomunikasi dan lain-lain.

B.     Tokoh-tokoh Alkitab yang hidup kreatif dan optimis.
1.      Yosua dan Kaleb (baca – Bilangan 13-14).
a.       Sikap-sikap optimisnya adalah:
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………

b.      Sikap-sikap kreatifnya adalah:
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………

2.      Ester (baca – kitab Ester)
a.       Sikap-sikap optimisnya adalah:
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………
-          ……………………………………………


9 komentar: